Jayapura, Jubi – Negara Melanesia Fiji adalah negara terakhir yang bergabung menjadi bagian dari negara-negara ujung tombak Melanesia. MSG sendiri dibentuk pada 14 Maret 1988 oleh tokoh pendiri Vanuatu dan Perdana Menteri pertama Fr Walter Lini, Michael Somare mantan Perdana Menteri PNG dan pemimpin dari Kepulauan Solomon. Melihat kembali sejarah MSG, Fiji adalah negara Melanesia terakhir yang bergabung dengan MSG sebagai anggota.
“Faktanya, kami bergabung pada masa jabatan pertama saya sebagai perdana menteri dan kami masih di sini,” tulis Rabuka dalam Pertemuan KTT ke 22 pemimpi MSG yang dikutip Jubi dari akun twitter pribadinya @slrabuka.
Dia datang dan bersidang di KTT Pemimpin MSG yang akan berlangsung pada 23-24 Agustus 2023 di Port Vila, Vanuatu.
“Saat kita bersidang dengan tema; “MSG, Menjadi Relevan dan Berpengaruh”, kita harus mendengarkan dan memahami pihak-pihak yang kita layani. Kita bertekad untuk mengendalikan perkembangan kita dengan membuka potensi penuh kita sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan ini,” kata Rabuka.
“Pertemuan pertama sejak KTT Pemimpin tahun 2018 ini terjadi pada saat kawasan kita menjadi sangat penting secara internasional karena negara-negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Pasifik,” tambahnya.
Sementara pertemuan di Port Vila, Shamima Ali dari FWCC atau Fiji Women Crisis Center di Suva Fiji mengibarkan bendera Bintang Kejora dan mengingatkan para pemimpin Melanesia dalam pertemuan MSG.
“Kami mengangkat Bintang Kejora dalam solidaritas dengan #PapuaBarat saat mereka mencari kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri. Saat pertemuan Melanesian Spearhead Group dimulai di Port Vila, Vanuatu – FWCC mendesak para pemimpin Melanesia untuk mendukung #WestPapua dan memastikan mereka menjadi anggota penuh MSG,” demikian tulis FWCC dalam akun twitter @CommsFWCC.
Sitiveni Ligamamada Rabuka, lahir pada 13 September 1948 termasuk pemimpin Melanesia tertua dalam KTT Pemimpin Melanesia di Port Vila, Vanuatu.
Pensiunan Jenderal Tentara Fiji itu merupakan seorang politikus Fiji yang menjabat sebagai Perdana Menteri Fiji sejak 24 Desember 2022. Dia adalah pemicu dua kudeta militer pada tahun 1987. Dia terpilih secara demokratis sebagai Perdana Menteri Fiji, menjabat dari tahun 1992 hingga 1999, dan sekali lagi pada tahun 2022, memimpin koalisi tiga partai.
Ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Agung dari tahun 1999 hingga 2001, dan kemudian sebagai Ketua Dewan Provinsi Cakaudrove dari tahun 2001 hingga 2008. (*)