Jayapura, Jubi – Papua Nugini hampir memberikan suara untuk Govenor-General yang di dalamnya ada perempuan pertama setelah nominasi untuk jabatan itu ditutup, Selasa (19/12/2022) sore. Hanya tiga nama yang muncul dalam kandidat tersebut.
Mengutip asiapacificreport.nz menyebutkan Mantan Komisaris Tinggi PNG untuk Inggris dan Sekretaris Kabinet Winnie Kiap melawan dua calon pria, masing masing petahana Sir Bob Dadae dan pengacara pendukung Aliansi Nasional Stephen Pokawin.
Kiap mendapat nominasi dari Gubernur Provinsi Pusat Rufina Peter dan para pemimpin perempuan di PNG. Pokawin adalah calon Partai NA sedangkan Sir Bob adalah calon Pangu Pati.
Winnie Anna Kiap, 74, berasal dari Pulau Baluan di Provinsi Manus dan memulai karirnya di Departemen Perdagangan dan Industri. Dia kemudian pindah ke posisi Direktur Layanan Korporat di Otoritas Promosi Investasi.
Pada 1998, ia menjadi Sekretaris Dewan Eksekutif Nasional dan memegang posisi tersebut selama beberapa tahun sebelum ia dipindahkan ke Departemen Perdana Menteri pada 2008.
Dia telah menjabat sebagai direktur di dua dewan perusahaan di sektor keuangan di negara ini dan menjadi konsultan sebelum 2011 ketika dia diangkat sebagai Komisaris Tinggi PNG untuk Inggris
Dia adalah ibu dari dua anak dan nenek dari lima cucu.
Calon lainnya adalah Stephen Pokawin, yang merupakan dosen hukum di Universitas Papua Nugini.
Dia adalah mantan anggota parlemen untuk Manus dan mendapat dukungan dari partai Aliansi Nasional. Dia telah menyerahkan semua persyaratannya pekan lalu. Sedangkan Sir Bob Dadae adalah Gubernur Jenderal petahana, mulai menjabat pada 28 Februari 2017.
Dia adalah mantan anggota parlemen untuk Kabwum dan telah mengambil beberapa peran sebelum terpilih sebagai Gubernur Jenderal.
Ketiga nominasi harus menunggu hingga 10 Januari 2023, dan mereka akan tahu siapa yang akan menjadi penerus Sir Bob Dadae.
Menurut penjabat Panitera Parlemen, Basil Kambuliagen, agar Gubernur Jenderal saat ini menjadi bagian dari pemungutan suara. Ia harus mengumpulkan dua pertiga atau 79 suara di Parlemen sebelum pemungutan suara untuk GG berlangsung.
“Itu adalah langkah pertama, jika GG tidak mengumpulkan 79 suara yang diperlukan dia tidak akan mengambil bagian dalam pemungutan suara rahasia yang merupakan bagian kedua dari proses untuk memilih Gubernur General (GG),” katanya.
“Jika GG dipilih kembali, dia akan menjadi bagian dari pemungutan suara rahasia, orang dengan jumlah terendah akan dihapus dan kemudian surat suara rahasia lainnya diambil dan kemudian kami mengumumkan siapa GG baru negara itu,” tambah Kambuliagen.
“Setelah kami memiliki GG yang dinominasikan, Ketua Mahkamah Agung akan masuk dan bersumpah dalam GG baru. Ini akan menjadi proses pemungutan suara pada 10 Januari,” katanya.(*)