Jayapura, Jubi- Pemilihan umum di Papua Nugini baru saja selesai, walau ada konflik antar kandidat. Tetapi berhasil melahirkan dua anggota parlemen perempuan. Selama 10 tahun Papua Nugini puasa anggota parlemen perempuan. Dua perempuan yang pernah terpilih antara lain Rufina Peter dan Kessy Sawang.
Pemilu kali ini membuat perhatian warga di Papua Nugini, mengapa tidak ada perempuan dalam kabinet baru bentukan Perdana Menteri James Marape.
Kepada The National.com, Perdana Menteri James Marape bilang tidak ada perbedaan antara pemimpin perempuan atau laki-laki karena orang Papua Nugini selalu menghormati perempuan.
Menanggapi mengapa anggota parlemen Rai Coast Open Kessy Sawang tidak ditawari pelayanan, ia mendorong warga Papua Nugini untuk tidak mengikuti standar gender Barat.
“Saya mendorong orang Papua Nugini untuk berpikir jauh dari konsep Barat tentang hak-hak gender ini. Saya mengakui bahwa kami memiliki kasus pelecehan, tetapi PNG selalu memberikan keunggulan besar bagi wanita kami,” katanya sebagaimana dilansir dari The National.
Marape mengatakan,dalam kabinet yang beragam sehingga perlu distribusi merata, dia telah menunjuk dua menteri dari Madang sehingga Sawang tidak masuk dalam kabinet. Tetapi dia telah berkonsultasi dengan Sawang. Pada prinsipnya perempuan dari Madang itu siap untuk menawarkan layanannya. Dia mengamati bahwa 30 persen png adalah masyarakat yang didominasi matrilineal dan memiliki pemimpin perempuan sejak 1978.
“Berbicara atas nama para menteri di sini, kami mewakili semua perempuan kami jadi jangan menjadikan gender sebagai masalah sepanjang waktu. Kami akan melangkah dan menggendong perempuan. Kita semua punya istri, saudara perempuan dan anak perempuan,” katanya.
“Saya telah menjadikannya salah satu tujuan saya dalam 10 tahun ke depan, saya ingin membuat Boroko aman bagi putri saya untuk berjalan-jalan di malam hari,”katanya.
“Jika saya menyampaikan ini dalam 10 tahun ke depan, maka bagi saya itu adalah salah satu ukuran paling benar dari kontribusi saya untuk negara ini.”katanya.
Marape meyakinkan perempuan dengan menunjukkan , hanya karena tidak ada perempuan di kabinet, itu tidak berarti bahwa para menteri dan anggota parlemen, tidak akan mewakili kepentingan perempuan.
Sekadar catatan jubi.id bahwa Rufina Peter seorang ekonom dan politikus pertanian Papua Nugini juga telah terpilih menjadi anggota Parlemen Nasional pada 5 Agustus 2022, Papua Nugini (PNG).
Dia juga terpilih sebagai gubernur Provinsi Tengah. Tercatat kedua perempuan ini sebagai anggota parlemen ke delapan dan kesembilan dalam sejarah kemerdekaan Papua Nugini. Begitu pula dengan Kessy Sawang yang juga terpilih dari Madang Province. Ini merupakan sejarah selama 10 tahun Papua Nugini menanti wakil rakyat perempuan di Parlemen Papua Nugini di Port Moresby.(*)