Jayapura, Jubi – Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare meminta agar negara, institusi dan organisasi asing untuk berhenti atau setop melabeli negaranya dan negara negara Kepulauan Pasifik lainnya sebagai “halaman belakang mereka” atau Backyard.
Hal ini diungkapkan Sogavare di Parlemen pada Selasa (3/5/2022) mengakhiri mosi untuk mengakui pidato dari Yang Mulia Gubernur Jenderal Kepulauan Solomon Sir David Vunagi.
Lebih lanjut kata Sogavare, istilah “Bakcyard” sangat menyekat, tidak sopan dan sangat menghina bagi negara Kepulauan Pasifik. Dia menyoroti istilah “Backyard” berarti di mana ayam, kandang babi berada, tetapi tidak hanya sekadar itu tetapi itu merupakan tempat di mana orang bisa membuang air besar.
“Oleh karena itu, saya meminta mereka yang mencap kami sebagai halaman belakang untuk berhenti dan mulai menghormati kami,” katanya sebagaimana dilansir Solomon Star.
Dia menegaskan selama bertahun-tahun banyak negara dan institusi telah melabeli sebagian besar negara Kepulauan Pasifik termasuk negaranya sebagai halaman belakang mereka.
Dia mengatakan negara-negara Kepulauan Pasifik walaupun kecil, tetapi negara berdaulat yang juga memiliki suara dalam organisasi global termasuk punya suara juga di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Istilah halaman belakang digunakan oleh para pemimpin Australia tertentu untuk merujuk ke Kepulauan Solomon setelah perjanjian keamanan ditandatangani dengan Republik Rakyat China,” saat berbicara di Parlemen Selasa kemarin.
Menurut Sogavare sebagai negara merdeka, negaranya menempatkan memiliki kebebasan menentukan dengan siapa negaranya bersekutu dalam keluarga global bangsa-bangsa merdeka. Apalagi saat ini Kepulauan Solomon masih menghadapi tantangan besar dalam upaya pembangunannya, meskipun membuat kemajuan yang stabil sejak tahun 1990.
Sogavare mengatakan negaranya akan terus memprioritaskan investasi di bidang kesehatan dan pendidikan, juga kapasitas negara untuk menciptakan kekayaan baru dengan dukungan mitra pembangunan.
“Di sinilah dan bagaimana kita menempatkan diri kita dan dengan siapa kita bersekutu dalam keluarga global bangsa-bangsa merdeka karena isu strategis,” kata Sogavare.
“Kita harus melakukannya sebagai negara berdaulat yang merdeka, bukan sebagai sekelompok orang berwajah hitam yang terselip di halaman belakang beberapa negara.”
Secara terpisah Menteri Dalam Negeri Karen Andrews mengatakan Pasifik adalah “wilayah kami” dan perjanjian keamanan Tiongkok dengan Kepulauan Solomon “secara efektif terjadi di halaman belakang atau” Backyard” rumah mereka.
“Siapa pun yang berpikir bahwa satu-satunya tindakan yang akan diambil China adalah menandatangani perjanjian dengan Kepulauan Solomon dan itu, sejujurnya, cukup naif dalam pemikiran mereka,” kata Andrews.
“Apa yang dilakukan China lebih pada awalnya daripada di akhir dari apa yang kemungkinan besar dilakukan China!”(*)
Discussion about this post