Jayapura, Jubi – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, membatalkan kunjungannya ke Papua Nugini, meskipun pengaturan keamanan oleh otoritas setempat untuk para pemimpin lain, termasuk PM India, Narendra Modi, telah disiagakan.
Joe Biden dijadwalkan tiba di Port Moresby pada Senin (22/5/2023) sore. Dia diharapkan menandatangani beberapa perjanjian penting selama kunjungan tiga jamnya sebelum berangkat ke Sydney, Australia, untuk menghadiri pertemuan para pemimpin Quad.
“Tetapi Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (16/5/2023), mengatakan Biden harus membatalkan kunjungan tersebut untuk fokus pada pembicaraan batas utang di Washington,” demikian tulis https://www.thenational.com.pg/biden-cancels-visit yang dikutip Jubi.id Kamis (18/5/2023).
Dia memperjelas bahwa anggota Kongres dari partai Republik dan Demokrat harus bersatu untuk mencegah “kegagalan”.
Kedutaan Besar AS di Port Moresby akan mengonfirmasi pejabat senior AS mana yang akan datang ke PNG untuk menandatangani perjanjian kunci.
Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri, Peter Tsiamalili Jr, mengatakan perencanaan dan persiapan keamanan akan terus berlanjut meski kunjungan Biden dibatalkan.
“Kami akan terus menjaga keamanan karena Perdana Menteri India, Narendra Modi masih sesuai jadwal,” ujarnya.
Dia mengklarifikasi bahwa penutupan wilayah udara negara hanya akan dilaksanakan jika Presiden Biden datang.
Asisten Komisaris Polisi, Anthony Wagambie Jnr, untuk National Capital District and Central akan mengepalai bagian operasional latihan keamanan.
“Anggota Tentara Nasional PNG, Lapas, dan Dinas Pemadam Kebakaran juga akan dilibatkan,” katanya.
Tsiamalili mengatakan mereka akan memastikan bahwa keamanan diberikan kepada PM India, Narendra Modi, dan para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik untuk menghadiri KTT Kerjasama India-Kepulauan Pasifik pada Senin (22/5/2023).
Pernyataan Gedung Putih mengatakan “merevitalisasi dan menghidupkan kembali aliansi kami dan memajukan kemitraan seperti Quad tetap menjadi prioritas utama bagi Presiden”.
“Ini sangat penting bagi kemampuan kita untuk memajukan tujuan kebijakan luar negeri kita dan meningkatkan stabilitas dan kemakmuran global dengan lebih baik. Kami berharap dapat menemukan cara lain untuk terlibat dengan Australia, Quad, PNG, dan para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik di tahun mendatang.” (*)