Pasifik tandai 61 tahun pengibaran Bintang Kejora Papua Barat

Bintang Kejora
Perayaan 1 Desember 2022 di Dunedin, Selandia Baru. - Jubi/RNZ Pasifik

Jayapura, Jubi – Ada laporan ancaman dari Indonesia terhadap aktivis Papua Barat Merdeka pada peringatan pertama pengibaran simbol kemerdekaan Papua Barat. Hal ini bisa terlihat dari mendiang Filep Yacob Semuel Karma yang dua kali dipenjara karena mengibarkan bendera Bintang Kejora.

“Tingkat keamanan meningkat. Mereka mengirim ancaman langsung, panggilan telepon atau SMS dan dalam tiga hari terakhir banyak aktivis Papua Barat. Kami [memiliki] pesan telepon, pesan propaganda,” kata aktivis dan musisi Papua  Merdeka yang berbasis di Canberra, Ronny Ato Buai Kareni, sebagaimana dilansir dari Pacific marks 61st year of flying of West Papua’s Morning Star flag | RNZ News.

Dikatakan, tanggal 1 Desember 2022 telah menandai ulang tahun ke-61 sejak pengibaran pertama 1 Desember 1961 sebagai simbol kemerdekaan Papua Barat, bendera Bintang Kejora.

“Bintang Kejora membawa banyak emosi. Ini tentang menghormati mereka yang telah berjuang dan mati, dibunuh atas nama bendera Bintang Kejora itu. Ini juga merupakan simbol perlawanan dan harapan bahwa Papua Barat akan bebas suatu hari nanti,” kata Kareni.

Pada tahun-tahun sebelumnya, militer dan polisi Indonesia telah menanggapi dengan meningkatnya penindasan dengan kekerasan sekitar hari ini.

“Menangkap dan membunuh mereka yang mereka dianggap sebagai aktivis pro-kemerdekaan di Papua Barat,” kata juru bicara dari Gerakan Perdamaian Aotearoa.

Bendera telah dikibarkan sebagai solidaritas untuk membebaskan Papua Barat dari pendudukan oleh Indonesia, di berbagai acara di seluruh dunia, mulai dari Pasifik, Asia, dan Eropa.

“Melihat anak-anak muda Papua keluar hari ini, sungguh menggembirakan,” kata Kareni.

Pemimpin oposisi Kepulauan Solomon Hon Mattew C Walle (kaca mata) bersama aktivis Papua Merdeka di Honiara, Solomon. – Jubi/IST

Acara telah diadakan di seluruh Pasifik, Aotearoa, dan Australia. Begitu pula dengan bendera Bintang Kejora yang dipresentasikan bersamaan dengan konferensi nuklir soal limbah Jepang di Pasifik. Nota kesepahaman telah ditandatangani oleh para pemuda dan tetua yang berjuang untuk dekolonisasi di Pasifik.

“Kami ingin memperkuat, memperbarui upaya, visi yang sudah ada di tahun 70-an, 80-an,” kata Kareni.

Kareni telah mempersembahkan bendera Bintang Kejora kepada aktivis Hilda Halkyard-Harawira pada Konferensi Nuclear Connections Across Oceania yang diadakan di Dunedin, Selandia Baru.

“Sebagai kekuatan baru antara tua dan muda dan untuk melanjutkan warisan solidaritas Pasifik dan lebih dari itu dalam solidaritas pribumi dari perjuangan pembebasan nasional,” kata Kareni.

“Kami gagal karena kesetiaan kami yang gila kepada pemerintah Indonesia yang merupakan penjajah ilegal Papua Barat,” katanya.

Aotearoa Aksi Papua Barat adalah bagian dari acara pengibaran bendera di beberapa lokasi di sekitar Selandia Baru termasuk di luar Parlemen di Wellington.

“Setiap 1 Desember orang-orang di seluruh dunia mengibarkan bendera Bintang Kejora untuk mendukung orang Papua Barat yang mempertaruhkan keselamatan dan kebebasan mereka untuk mengibarkan bendera mereka,” kata juru bicara Network, Catherine Delahunty.

“Sangat mengejutkan bahwa orang Papua Barat telah ditangkap dan diserang oleh negara Indonesia karena mengibarkan simbol kebebasan mereka di negara mereka sendiri,” katanya.

Dia mengakatan yang mungkin lebih mengejutkan adalah kesediaan Pemerintah lain untuk mengabaikan situasi ini.

“Karena Papua Barat adalah tetangga Aotearoa, Anda akan berpikir negara kita akan memimpin dalam menyerukan penjajahan Papua Barat dan pelanggaran hak asasi manusia tetapi Pemerintah berturut-turut lemah dan tenang,” katanya

“Sementara negara-negara lain yang menderita pendudukan berada dalam agenda politik atas nama kebebasan, Papua Barat pada dasarnya diabaikan,” tambahnya. (*)

Comments Box
Exit mobile version