Jayapura, Jubi – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Arung Jeram 2022 diharapkan bisa melahirkan atlet-atlet berprestasi skala nasional maupun internasional. Apalagi hasil ini menjadi tolak ukur bagi pembinaan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) dalam satu tahun terakhir, setelah sebelumnya sempat terhenti karena pandemi.
“Jadi dari Bumi Condong ini, tentu kami harapkan bisa melahirkan atlet-atlet baru yang berprestasi skala nasional maupun internasional. Seperti yang telah ditunjukkan di World Rafting Championship 2021, yang merupakan hasil dari Kejurnas,” ungkap Ketua Umum PB FAJI, Mayor Jenderal TNI Mar (Purn) F. Saud Tambatua setelah membuka Kejurnas Arung Jeram 2022 di Sungai Pakelan, Condong, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (30/11/2022) kemarin.
Berdasarkan rilis yang diterima Jubi, Kamis (1/12/2022), ia berharap dari Kejurnas tahun ini, kembali akan dilihat siapa kira-kira atlet yang pantas mewakili daerahnya di ajang nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang dan ajang WRC 2023.
Pada Rakernas yang berlangsung sebelumnya, program kerja 2023 telah disepakati dan terfokus pada kesiapan menuju PON 2024. Karena dengan keluarnya Surat Keputusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (SK KONI) Pusat Nomor 120 Tahun 2022, arung jeram telah dinyatakan resmi masuk dalam cabor yang diperlombakan di Aceh-Sumut 2024 mendatang.
“Mudah-mudahan dengan masuk ke PON bisa bagus untuk perkembangan olahraga arung jeram kedepannya. Karena seperti kita ketahui, arung jeram itu memiliki empat pilar, yakni jalur prestasi seperti yang sedang kita lakukan ini, kemudian pariwisata yang kini sudah ada standar nasionalnya untuk pelaksanaan kegiatan arung jeram, lalu jalur konservasi alam, di mana para peserta Kejurnas bisa dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat sekitar untuk lebih peduli akan perawatan sungai, serta kebencanaan. Di mana kita mampu membantu menangani bencana terutama banjir,” ujarnya.
Pada hari pertama Kejurnas kemarin, digelar OTR (ofisial trainning run) yang diikuti oleh 20 tim putra R4 dan 21 tim putri R4 dari 18 provinsi. Menurut safety director Kejurnas, Ismantoro Nyoman, OTR ini untuk mencoba jalur race dari posisi start sampai ke finis. Khususnya yang dicoba adalah jalur down river race (jarak jauh).
“Jalur yang dilalui putra dan putri sama, hanya saja untuk putri tidak akan melewati jeram “Godbless” yang cukup deras karena kami menilai terlalu berbahaya. Jadi kita jaga keselamatannya,” tuturnya.
Untuk debit air, kondisi hujan pada pagi hari kemarin sebelum pembukaan memang sempat membuat debit sungai naik. Namun, menurut Ismantoro mendekati waktu start, pukul 10.00 WIB debit air sudah kembali normal dengan tinggi muka air (TMA) 40cm.
“Batasannya 60cm untuk TMA. Cuaca sejauh ini aman meski pagi hujan, tapi kami tetap waspada dengan penempatkan petugas pengamat di hulu sungai guna memantai kondisi. Kalau hujan lokal dan membuat debit air naik, maka OTR bisa kita stop terlebih dahulu. Tapi sejauh ini aman,” ujarnya.
Salah satu atlet asal Kalimantan Selatan, Muhammad Fahmi Ramadhan yang baru pertama kali tampil di Kejurnas mengatakan jika jalur di Sungai Pakel ini extreme dan jauh lebih menantang. Meski gugup, dirinya percaya diri bisa menaklukan jalur tersebut pada hari perlombaan.
“Setelah mencoba tadi, jalurnya enak. Terutama guncangan dan akselerasi arusnya. Baru kali ini saya ketemu jalur seperti ini, jadi tertantang. Ini pengalaman pertama saya ikut Kejurnas, tegang pasti tapi mental harus kuat. Sebab ini Kejurnas, di mana kita akan bertemu tim-tim terbaik dari provinsi lain, berbeda dengan kejuaraan daerah,” katanya yang percaya diri bisa memenuhi target medali emas di kategori youth. (*)