Jayapura, Jubi – Sebanyak empat dari 18 mahasiswa Papua di Universitas Corban, Amerika Serikat (AS) dipulangkan ke Indonesia Kamis (25/1/2024) waktu setempat. Ada pun 14 mahasiswa lainnya, ditunda kepulangannya hingga Selasa (30/1) waktu setempat.
Keempat mahasiswa yang pulang terdiri dari dua mahasiswa program penelusuran pengembangan putra putri Papua asli (P5) milik Kabupaten Jayapura dan 2 mahasiswa asal Provinsi Papua Selatan.
“Saat ini keempatnya sedang menuju bandara untuk kembali Indonesia pada Kamis malam waktu Amerika,” Ketua Forum Komunikasi Orangtua Penerima Beasiswa Otsus Dalam Negeri dan Luar Negeri, Jhon Reba, Jumat (26/1/2023).
Berdasarkan laporan dari mahasiswa di Amerika, Reba menjelaskan penundaan itu terjadi hanya satu jam sebelum keberangkatan ke bandara.
“Jadi mereka menerima email dari pihak kampus menjelaskan bahwa kampus sudah menerima bukti pembayaran berupa slip pembayaran dari pemerintah Provinsi Papua dan KBRI. Namun hingga jam 01.00 siang, tanggal 24 Januari 2024 waktu Amerika, uang belum masuk ke rekening kampus,” kata Reba.
Pihak kampus memberikan kesempatan hingga 29 Januari, untuk memastikan uang masuk ke rekening kampus.
“Jika sampai tanggal 29 Januari tidak masuk, maka tanggal 30 Januari, kampus akan memulangkan anak-anak,” jelasnya.
Sedangkan untuk keempat mahasiswa yang dipulangkan hari ini, kampus tidak menerima bukti slip pembayaran tunggakan biaya pendidikan musim gugur 2023.
“Saya coba konfirmasi ke Dinas Pendidikan Papua Selatan terkait dua anak dari sana, dijelaskan bahwa untuk tahun 2023 Pemprov Papua Selatan baru membayar biaya hidup, sedangkan uang kuliah belum. Nah ini yang menyebabkan mereka dipulangkan,”
Universitas Corban di negara bagian Oregon Amerika Serikat, tidak dapat mentolerir lagi tunggakan mahasiswa Papua yang sudah berulang terjadi sejak 2022.
Salah satu mahasiswa asal Papua, Yuna Hamadi menjelaskan dirinya dan 14 kawan lainnya telah mempersiapkan diri untuk kembali ke Indonesia.
“Siang ini kami sudah sudah selesai siapkan semua barang, dan bersihkan kamar. Karena sore ini pukul 03.30 sore rencananya akan ke bandara untuk terbang kembali ke Papua. Pihak kampus sudah membelikan tiket. Tapi sekitar pukul 02.31 siang kampus mengirimkan email soal penundaan keberangkatan hingga Selasa depan,” katanya.
Seluruh kamar telah bersih, bahkan beberapa barang telah dibuang karena tidak melebihi batas penyimpanan yang disediakan oleh kampus. Beberapa barang seperti alat masak sudah dititipkan, barang lain seperti baju dan buku yang melebihi batas, sudah di donasi, ada juga yang dibuang.
“Penundaan ini membuat perasaan kami campur aduk. Sedih, semangat, sedih lagi. Berdoa terus supaya tetap berpikir positif,” katanya. (*)