Asrama Mahasiswa Papua Kamasan II Bandung, riwayatmu kini (2)

asrama mahasiswa
Asrama Mahasiswa Papua Kamasan II di Jalan Cilaki Bandung. - Jubi/dam

Bandung, Jubi – Setelah Pemerintah Provinsi Irian Barat membeli Asrama Mahasiswa Irian Barat Kamasan I di Jalan Kusumanegara 93 Yogyakarta, selanjutnya mahasiswa Irian Barat di Bandung juga mendapat Asrama Mahasiswa Kamasan II di Jalan Cilaki No. 59 Bandung, sekitar tahun 1970-an. Selanjutnya ada Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10 Surabaya.

Letak Asrama Mahasiswa Kamasan II Bandung sangat strategis dan kini masuk dalam kawasan heritage di Kota Bandung. Sekitarnya, banyak rumah peninggalan Belanda yang tetap berdiri kokoh tanpa diubah model bangunan. Apalagi letak Asrama Kamasan II dekat dengan bangunan tua peninggalan Belanda, Gedung Sate dan Kantor Pos.

Alumni dan penghuni Asrama Mahasiswa Kamasan II Bandung, angkatan III, yang pernah tinggal sejak tahun 1976, Christian Wayoi, kepada jubi.id menuturkan bahwa La Rengen, Ibrahim Lie, Ishak Maro, dan Yan Tesia, serta Herman Mote, mereka adalah angkatan pertama penghuni asrama rumah tua peninggalan Belanda itu.

“Mereka yang mendapat kepercayaan untuk mencari dan membeli rumah untuk dijadikan asrama, termasuk peralatan dalam asrama seperti tempat tidur dan kursi serta meja,” kata alumnus Teknik Sipil Universitas Katolik Parahiyangan Bandung ini.

Lebih lanjut kata Wayoi, La Rengen, mahasiswa tugas belajar dari Fakfak yang kuliah di Universitas Padjadjaran Bandung, Herman Mote mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahiyangan Bandung, Yan Tesia mahasiswa IKIP Bandung, dan lainnya, mereka mendapat kepercayaan dari Pemerintah Provinsi Irian Barat untuk membeli asrama tersebut.

Chris Wayoi
Dr Ir Christ Ishak Wayoi, mantan Kadit Pengairan Dinas PU Provinsi Papua. – Jubi/facebook.com

Pembelian asrama mahasiswa Provinsi Irian Barat di Bandung ini berlangsung di masa pemerintahan Gubernur Provinsi Irian Barat, Frans Kaisiepo, yang menjadi gubernur menggantikan Yan Elieser Bonay, sejak 1964-1972. Frans Kaisiepo merupakan Gubernur Provinsi Irian Barat yang menjabat selama delapan tahun yang selanjutnya diganti Brigjen TNI Acub Zainal.

Baca juga :   Masyarakat adat Awyu gugat DPMPTSP Papua soal izin lingkungan hidup ke PTUN Jayapura

Pendapat Wayoi ini dibenarkan Abdul Kahar Baria, asal Pulau Misol, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, yang juga seorang konsultan dan planolog alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Memang benar, Paitua Alm La Rengen dan kawan-kawan yang pertama kali menghuni dan melengkapi asrama Kamasan II Cilaki 59 Bandung,” kata Abdul Kahar Baria kepada Jubi.id di Bandung, Minggu(6/8/2023).

Abdul Kahar Baria menambahkan bahwa nama Kamasan diambil dari Bahasa Biak yang berarti menempa. Dalam budaya Biak ada yang dikenal orang yang suka membuat parang atau orang menempa besi menjadi parang. Ini berarti nama Kamasan II memiliki arti untuk menempa dan mendidik agar ada para penempa pendidikan di tanah Irian Barat kala itu.

Menurut Christian Wayoi, Asrama Kamasan II itu diusulkan oleh La Rengen dan kawan-kawan kepada Pemerintah Provinsi Irian Barat kala itu agar ada asrama mahasiswa Irian Barat di Bandung. Maklum, saat itu sudah ada asrama Kamasan I di Yogyakarta, dan perlu ada Kamasan II di Bandung. Rupanya permintaan pembelian itu direspons dan Pemerintah Provinsi Irian Barat memberikan kepercayaan kepada mahasiswa di Bandung kala itu untuk mencari dan membeli sendiri.

Abdul Kahar Baria
Abdul Kahar Baria dan Ketua Ikatan Mahasiswa se Tanah Papua di Bandung dan Jawa Barat, Fransiskus Iyai, dan rekannya. – Jubi/dam

Lokasi bangunan cikal bakal asrama itu sangat strategis dan terjangkau dengan transporstasi umum dari berbagai arah, dekat Gedung Sate, ITB, UNPAD, dan Institut Tekstil Bandung. Bangunan yang dipilih termasuk kokoh dan antik, rumah model klasik Eropa tempo dulu, mirip kastil ada menara di sisi kiri depan bangunan.

Tangga dan kusen pintu jendela dari kayu jati kelas satu, dan saat itu merupakan satu satunya gedung berlantai dua di Jalan Cilaki.

Baca juga :   Komnas HAM minta Pemprov Papua selesaikan tuntutan TPP dokter spesialis

“Tangga ke lantai dua sampai sekarang masih kokoh dan kuat karena terbuat dari kayu jati kelas satu,” kata Wayoi.

Selanjutnya, La Rengen dan kawan-kawan melengkapi asrama dengan meubelair, tempat tidur tingkat, dan meja belajar dari kayu jati. Pemda Irian Barat kemudian meresmikan Asrama Mahasiswa Bandung dengan nama Wisma Kamasan II, Asrama Mahasiswa Irian Barat.

“Kapasitas normal bangunan bisa menampung sekitar 50 orang atau mahasiswa. Awalnya penghuni Asrama Mahasiswa Kamasan II hanya tujuh orang saja,” kata Wayoi, yang sempat mendengar cerita dari almarhum La Rengen.

Lebih lanjut kata Wayoi bahwa angkatan pertama penghuni Asrama Mahasiswa Kamasan II Cilaki 59 Bandung adalah Heman Mote, La Rengen, Izaak Maro, dan Yan Thesia, serta tujuh orang lainnya.

Angkatan kedua antara lain Hans J Wospakrik, Johan Karubaba, Johanes Karma, Max Mahuze, Abdon Rumabar, John Pararel Mambor, Abdon Rumabar, dan lain-lain.

Angkatan ketiga, termasuk Chris Wayoi, Izaak Mofu, Samuel Momot, Yonas Sarwom, Dominggus Urbon (anggota DPRD Papua Barat), dan lain sebagainya.

Angkatan keempat, Abdul Kahar Baria, Demianus Wospakrik, Ishak Gerry Boekorsjom, Hengky Lalenoh, Chemo, Max Boekorsjom, Otys Boekorsjom, dan lain-lain, termasuk beberapa pegawai tugas belajar di LAN Bandung seperti Adrie Pieter, Yan Bisay, Marthinus Ayomi, Thius Bonay, Abdon Rumabar, dan David Warfandu.

Angkatan kelima antara lain Leon Victor Wayoi, Marthen Chay, Victor Mofu, Maurids Arempeley, Decky Imbiri, Marthen Imbiri, dan Matias Komegi.

Angkatan keenam: Bob Alson Numberi, Matias Komegi, mantan Wagub Papua Klemen Tinal, dan Edy Mangun Marjuki (Pertamina), dan Lynderd Rumaropen.

“Selanjutnya tidak terekam dengan baik data-data mahasiswa Papua yang pernah menghuni Asrama Mahasiswa Kamasan II yang kini tidak terurus lagi dan terbengkalai,” kata Wayoi.

Baca juga :   Menteri Lynda Tabuya akan digitalkan data dan proses di Fiji
PS Putra Irian
Kesebelasan PS Putra Irian yang beranggotakan mahasiswa Kamasan II Bandung era 1980-an. – Jubi/Wayoi facebook,com

Selain studi, Asrama Mahasiwa Kamasan II Bandung juga memiliki kesebelasan bernama PS Putra Irian dan tercatat mereka juga bermain di Liga Utama Persib Bandung. Bahkan salah seorang pemain dari PS Putra Irian, alm Kornelis Rumawi, memperkuat Persib Bandung dan juara Perserikatan 1986 setelah mengalahkan Perseman Manokwari di babak final.

Mahasiswa Papua Kamasan II juga terlibat dalam acara seni dan budaya di Bandung, tergabung dalam Christian Sound bersama artis Bandung Ruth Sahanaya dan lain-lain. Mereka juga punya vocal group Kurulik yang pernah tampil di TVRI dan juara festival di Bandung bersama Decky Tomasoa, seorang musisi dari Bandung.

Marthen Meset, mahasiswa Akademi Pekerjaan Umum Bandung, pernah pula ikut dalam drama kolosal berjudul Jesus Christ Super Star arahan sutradara Remi Silado, di Bandung dan Jakarta. Bersama Christian Sound di Bandung, Marthen Meset juga menyanyikan lagu karya Commodore berjudul, Jesus is Love.

Yanno Sondak
Yanno Sondak, mantan Ketua Ikatan Mahasiswa Irian Jaya, Abdul Kahar, Nurdin Baria, dan Fransiskus Iyai. – Jubi/dam

Generasi era 1990-an, Eddy Mangun, Lynder Rumaropen, dan Marthen Kondologit membentuk band reggae bernama Emergency Band, pernah tampil dalam Reggae Night Music di Ancol, termasuk musisi yang ikut mempopulerkan music reggae di Bandung.

Salah satu alumni asrama Kamasan II  era 1990-an dan pernah menjadi Ketua Asrama Kamasan II Bandung, almarhum Klemen Tinal. (*)

Komentar
banner 728x250