Wamena, Jubi – Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI Jayawijaya menggelar seminar tentang keperawatan dan musyawarah daeah (musda) dengan tema “Perawat Jayawijaya maju bersama dalam meningkatkan profesionalisme keperawatan di pegunungan tengah Papua” yang berlangsung di hotel Baliem Pilamo, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Jumat (11/11/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Jabupaten Jayawijaya, dr Willy Mambieuw, menyatakan melalui seminar keperawatan dan musyawarah daerah ini agar para tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, analis, dan farmasi di Jayawijaya bisa dibekali pengetahuan tentang kode etik keperawatan di masing-masing bidangnya.
Melalui pemahaman tentang kode etik keperawatan ini juga yang membuat petugas kesehatan harus mengatur agar semuanya bisa bekerja sesuai rambu-rambu yang ada.
“Hari ini juga kita lakukan musyawarah daerah untuk pemilihan pengurus PPNI Kabupaten Jayawijaya sekaligus dengan seminar sehari khusus untuk perawat,” katanya.
Willy Mambieuw mengatakan penerapan kode etik keperawatan contohnya jika seorang perawat berarti dia tidak bisa masuk di arena atau lahannya seorang bidan.
“Hal ini juga karena teman-teman Ikatan Bidan Indonesia atau IBI punya kode etik tersendiri. Contohnya dalam hal persalinan, seorang perawat tidak boleh masuk atau tangani untuk bantu dalam persalinan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit,” katanya.
Dalam musda dan seminar sehari ini, Willy Mambieuw berpesan untuk memilih kepengurusan untuk tahun 2022-2027 yang benar-benar bisa mengakomodir semuanya. Para perawat, petugas farmasi dan analis dalam bekerja tetap menjaga dan mengedepankan kode etik masing-masing.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Jayawijaya, Thony M. Mayor, menyatakan terkait dengan kegiatan musyawarah daerah dan seminar sehari bagi para perawat dan pengurus pimpinanan daerah PPNI Kabupaten Jayawijaya, diharapkan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“Dalam suatu keorganisasian pergantian pengurus itu merupakan sesuatu hal yang wajar sehinga kami berpesan agar saling menghormati dan menghargai satu sama yang lain agar musyawarah ini dapat berjalan sesuai apa yang kita harapkan dan inginkan bersama,” kata Mayor.
“Kami juga mengharapkan kepada seluruh perawat yang masih muda-muda ini agar mengikuti secara serius seminar ini sehingga mereka bisa dapat ilmu dan pengalaman karena dalam tindakan medis mereka itu ada kode etik dan hukum keperawatan terkait hak-hak mereka serta mereka juga harus tahu hak-hak pasien,” imbuhnya.
Thony Mayor menyatakan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya tetap fokus memperhatikan hak-hak mereka seperti biasa dengan aparatur sipil negara yang lainnya. (*)