Enarotali, Jubi – Sebagian warga sipil di Distrik Bibida, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, mengungsi ke Gereja Katolik Paroki Salib Suci Madi, Dekenat Paniai, Keuskupan Timika. Hal ini buntut konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPN-PB OPM dengan Tentara Nasional Indonesia atau TNI bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri.
Konflik bersenjata tersebut sudah berlangsung selama sebulan ini. Sebanyak kurang lebih 900-an orang yang mengungsi di kompleks gereja, yang berhadapan dengan Kantor Bupati Paniai itu.
Penjabat (Pj) Bupati Paniai Dr Martha Pigome melihat langsung kondisi warga sipil yang mengungsi tersebut. Pj Bupati juga memberikan sejumlah bantuan bahan kebutuhan pokok (bapok) seperti beras, mi instan, sarden (ikan kaleng), minyak goreng, dan garam. Selain itu, bantuan kasur dan tenda serta uang tunai Rp100 juta, pada Sabtu (15/6/2024).
Pj Bupati mengatakan telah dilakukan upaya perdamaian dengan melibatkan sejumlah pihak, agar situasi di Distrik Bibida bisa segera pulih. “Memang langkah-langkah untuk perdamaian di Bibida sudah kami tempuh dengan menghadirkan kepala distrik, para kepala kampung, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk berbicara [membahas] masalah yang ada di Bibida, bagaimana [caranya untuk] penanganan secara persuasif,” katanya.
Namun meski berbagai upaya telah dilakukan, situasi atau kondisi di Bibida belum kondusif. Sebagian masyarakat tetap memilih mengungsi. “Tetapi situasi sudah seperti ini [pengungsian], dan bantuan dari kami ini adalah tindakan dari Pemerintah Kabupaten Paniai, [agar] bagaimana kami [bisa] melindungi masyarakat yang ada di tempat ini,” ujarnya.
Ia mengaku akan memerintahkan tiga instansi pemerintah, agar konsisten membantu selama masyarakat berada di tempat pengungsian. “Nanti ada beberapa dinas seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan yang membantu masyarakat selama ada di sini [pengungsian]. Dari sisi kesehatan akan memberikan obat gratis, dari bencana [BPBD] akan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sambil kita menunggu situasi kondusif, dan itu tanggung jawab dari pemerintah daerah. Saya akan pastikan beberapa dinas menangani penuh masyarakat di sini,” katanya.
Ia meyakini situasi ini akan segera pulih atas campur tangan Tuhan. Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat tetap berdoa agar upaya-upaya yang dilakukan bisa dimudahkan Tuhan.
“Saya percaya Tuhan bekerja dan [kondisi ini] akan pulih kembali. Kita sedang upayakan bersama sampai masyarakat kembali ke kampung setelah situasi pulih. Tugas masyarakat berdoa, bantu kami dalam upaya-upaya yang kami lakukan. Keamanan dan kedamaian pasti Tuhan akan kasih,” katanya.
Pj Bupati menyampaikan bahwa tugas yang diembannya, adalah memberikan rasa aman kepada masyarakat di pengungsian. “Yang paling penting adalah kami pemerintah berupaya memperhatikan masyarakat di sini, selagi situasi belum aman,” ujarnya.
Pastor Paroki Salib Suci Madi Dekenat Paniai, Keuskupan Timika P. Herman Betu Pr berterima kasih kepada Pemkab Paniai, atas bantuan yang diberikan oleh Pj Bupati Paniai Dr Martha Pigome. Menurutnya, setelah warga sipil berdatangan ke pastoran, pihaknya merasa tidak mampu menjamin soal makanan dan minuman pengungsi, yang jumlahnya mencapai ratusan.
“Benar-benar kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Penjabat Bupati Paniai, Ibu Martha Pigome. Ini [bantuan] sudah meringankan kami, karena awalnya setelah umat [pengungsi] banyak datang ke pastoran, yang saya pikirkan hanya soal makan dan minum.
Puji Tuhan, langsung gerak [penanganan] cepat dari Ibu Penjabat Bupati Paniai,” ujarnya, sembari menambahkan pihaknya juga telah mencatat nama dan jumlah pengungsi, berdasarkan waktu atau hari kedatangan ke pastoran.
Kepala Distrik Bibida Yoriz Zonggonau juga berterima kasih kepada Pj Bupati Paniai, atas perhatian dan penanganannya yang cepat dengan segera menemui masyarakatnya. “Saya atas nama masyarakat Distrik Bibida menyampaikan terima kasih banyak kepada Ibu Penjabat Bupati, [karena] langsung turun melihat masyarakat yang mengungsi sekaligus memberikan bantuan makanan dan uang. Ini luar biasa,” katanya.
Danie Zonggonau sebagai Sekretaris Dewan Stase Gereja Katolik St. Petrus Kugapa Bibida yang masuk dalam wilayah pelayanan Paroki Salib Suci Madi, di hadapan Pj Bupati Paniai mengatakan bahwa pihaknya yang sehari-hari bekerja sebagai pengurus gereja, guru, aparat kampung, dan intelektual merasa terjepit di antara kedua pihak yang sedang bertikai. Sebab jika pihaknya hendak melindungi masyarakat, akan dianggap oleh TNI/Polri sedang memihak TPN-PB OPM begitupun sebaliknya.
“Kalau kami bersama TNI dan Polri memberikan pemahaman terkait kondisi masyarakat dan daerah Bibida, maka TPN-PB OPM akan anggap kami adalah mata-mata dari TNI/Polri. Ini kami benar-benar terjepit, ruang gerak kami sangat kecil sekali. Padahal kami bekerja keras supaya kondisi ini berakhir, kami lindungi warga sipil supaya tidak berjatuhan korban,” katanya.
Ia juga meminta kepada Pj Bupati Paniai agar segera melakukan pertemuan besar-besaran antara TNI, Polri, Forkopimda Paniai, para intelektual, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh masyarakat, dan pihak terkait lainnya supaya konflik tidak terus berlanjut. “Kami mohon dengan hati yang dalam, pemerintah ambil alih tangani masalah ini, tidak boleh lama-lama,” katanya. (*)