Jubi, Nabire – Jalan Trans-Papua di Nabire terputus akibat longsor di Kilometer 55 Gunung Gamei. Seluruh kendaraan bermotor tidak bisa melintasi jalan tersebut, hingga Selasa siang (23/4/2024).
Longsor pada ruas jalan yang menghubungkan wilayah Nabire, Dogiyai, Deiyai, dan Paniai itu terjadi pada Senin sore. Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Vitalis Keiya, seorang saksi mata mengatakan longsor mengakibatkan kerusakan berat pada jalan. Badan jalan tersebut pun retak sehingga nyaris runtuh.
Keiya melintasi ruas jalan itu saat hendak ke Nabire dari Dogiyai pada Senin sore. Kendaraan yang ditumpanginya saat itu mencoba menerobos jalan tersebut, tetapi mundur kembali. Struktur jalannya sangat labil sehingga rawan runtuh.
“Jalannya retak. Saya meminta mobil harus tembus [lewati jalan tersebut], tetapi begitu [mobil berada] di tengah, retakan [jalannya] tambah parah. Jadi, [mobilnya kemudian] balik [mundur kembali),” kata Keiya kepada Jubi, Selasa.
Jalan yang dilewati Keiya merupakan akses-akses satunya yang menghubungkan wilayah Nabire, Dogiyai, Deiyai, dan Paniai. Pemerintah setempat pun mengupayakan pembangunan jalan darurat di antara longsoran dan tepi kaki Gunung Gamei sebagai perlintasan sementara.
Penjabat Sekretaris Daerah Papua Tengah Anwar Harun Damanik mengatakan mereka telah mengoordinasikan pembuatan jalan darurat dengan Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Nabire. Mereka pun telah mendatangkan sejumlah alat berat untuk menyingkirkan longsoran dari jalan utama.
Anwar memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah terus memantau dan mempercepat perbaikan jalan. Itu demi kelancaran transportasi, mobilitas penduduk, dan distribusi bahan pokok.
“Sampai sejauh ini, stok pangan masih aman, di Paniai, Deiyai maupun Dogiyai. Kami akan pantau terus [perbaikan jalan] sehingga bisa kembali dilalui [kendaraan bermotor],” kata Anwar saat mengonfirmasi kepada Jubi melalui pesan singkat.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Nabire Eko Widirianto mengatakan mereka telah memberangkatkan masing-masing tiga ekskavator dan truk jungkit atau dump truck ke Kilometer 55 Gunung Gamei. Pemberangkatannya semula direncanakan pada Senin malam, tetapi akhirnya ditunda hingga Selasa pagi.
“Seharusnya tadi malam [Senin malam] alat berat itu sudah bergeser [diberangkatkan ke lokasi longsor]. Lantaran [pertimbangan] kondisi keamanan, kami baru memberangkatkannya pada pagi tadi [Selasa], sekitar pukul 7:30 [Waktu Papua],” kata Eko.
Eko berjanji mereka secepatnya memperbaiki jalan yang tertimbun longsor. Tim teknis akan bekerja keras untuk menormalkan kembali jalur lalu lintas di Jalan Trans-Papua ruas Nabire, itu.
“Kami akan bersihkan bahu jalan dari material longsor dan melakukan penimbunan. Lalu, kami akan membuat jalan alternatif agar kendaraan bisa melintas. Semoga dalam satu hari ini [semua itu] bisa kami kerjakan,” kata Eko.
Jalan darurat
Berdasarkan pemantauan Jubi, pengerjaan jalan darurat belum sepenuhnya rampung. Namun, beberapa kendaraan sudah dapat melintasi jalan itu sejak Selasa siang.
Perjalanan dari Kota Nabire ke lokasi longsor di Kilometer 55 Gunung Gamei ditempuh sekitar satu jam dengan kendaraan roda empat. Di sepanjang perjalanan tersebut, Jubi menjumpai 10 kendaraan angkutan barang dan penumpang melintas di depan kantor Polsek Uwapa. Mereka menjadi gelombang pertama kendaraan yang melintasi jalan Trans-Papua jalur Nabire sejak kejadian longsor pada Senin.
Sesampainya Jubi di lokasi longsor, hujan pun makin deras. Ada puluhan kendaraan roda empat diparkir berderet di sekitar lokasi longsor. Terdapat pula empat truk tronton yang mengangkut alat berat ke lokasi longsor.
Aktivitas pengerjaan jalan darurat juga terus berlanjut meskipun hujan deras. Operator ekskavator pun kemudian memundurkan secara berlahan kendaraannya untuk diparkir di pinggiran jalan. Itu menandakan pekerjaan mereka telah selesai sehingga jalan darurat bisa dilalui kendaraan.
“Ayo, mari lewat, [tetapi] hati-hati ya! Ikut [lewati jalur yang di] pinggir kiri, jangan ke kanan. Itu berbahaya,” kata mandor pengerjaan jalan darurat kepada para pengendara yang melintas dari arah Nabire.
Selain di Kilometer 55 Gunung Gamei, longsoran, dan keretakan jalan terjadi di sejumlah jalur di Trans-Papua ruas Nabire. Kondisi itu membuat khawatir Rizal, seorang sopir angkutan barang dan penumpang.
“Itu [keretakan jalan] ada di turunan dan tanjakan Gunung Gamei. Di Kilometer 77, dan setelah kilometer 100 juga ada jalan longsor. Kami khawatir sekali kalau dibiarkan [kondisinya],” kata Rizal. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!