Jayapura, Jubi – Orang Papua perlu membentuk budaya membaca buku bagi kalangan generasi mudanya. Menciptakan minat membaca yang tinggi pada generasi muda bisa dimulai dari keluarga, karena peran kontrol keluarga bagian terpenting dalam upaya merangsang minat baca di kalangan anak dan generasi muda.
Hal itu dikatakan Duta Baca Papua Michael John Yarisetouw saat ditemui Jubi pada kegiatan Donasi Buku bertajuk ‘Kopi untuk Buku’ yang dilaksanakan di Cafe Local Culture Papua, Jalan Bandar Udara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (23/4/2024).
Yarisetouw memaparkan berdasarkan riset UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dimuat dalam jurnal terbitan Kementerian Informasi dan Komunikasi pada 2017, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen. Artinya, dari seribu orang Indonesia cuma 1 orang yang rajin membaca.
Sementara Papua, menurut Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) 2022 masih berada di level terendah dalam aktivitas dan kemampuan berliterasi.
“Ini survei yang sudah lama dan mungkin sekarang mengalami perubahan, tapi sekarang ada tantangan dengan kehadiran gadget (ponsel), orang mulai melupakan buku, padahal membaca buku tidak bisa digantikan dengan media sosial atau apapun yang ada di dalam gadget itu,” katanya.
Yarisetouw mengatakan sebagai Duta Baca Papua ia masih terus berupaya mengkampanyekan ‘Waktu Membaca Keluarga’ yang dilaksanakan di kampung-kampung di Papua, terutama di Kabupaten Jayapura. Menurutnya waktu membaca keluarga jika secara terus-menerus dilakukan, maka ada kebiasaan membaca yang terbangun dari lingkungan keluarga dan menciptakan perubahan dari generasi muda di bidang literasi baca di Papua.
“Kampanye itu mengatur setiap keluarga, setiap satu jam dalam sehari meluangkan waktu untuk membaca bersama. Karena budaya adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang, jadi saya berharap ini menjadi kebiasaan baru sehingga pembudayaan literasi di Papua itu bisa terwujud,” ujarnya.
Melalui Hari Buku Sedunia 23 April 2024 katanya, kegiatan donasi buku bertajuk ‘Kopi untuk Buku’ yang digagas Duta Baca Papua bersama Polres Jayapura, Komunitas Literasi Gerakan Baca Tulis, dan Komunitas Cenderawasih Reading Center bertujuan mengumpulkan buku-buku.
Buku-buku itu akan didistribusikan ke beberapa rumah baca di kampung-kampung yang ada di Kabupaten Jayapura, seperti rumah baca Kampung Bring dan Kampung Hyansip, Distrik Kemtuk Gresi, serta rumah baca di Kampung Yewena, Distrik Depapre.
“Kegiatan Kopi untuk Buku ini kami laksanakan mulai Selasa 23 April 2024 sampai 2 Mei pada Hari Pendidikan, setelah selesai kami akan melakukan diskusi terkait bagaimana pengembangnan literasi ke depan dan hasil donasi buku itu akan disalurkan ke kampung-kampung atau rumah baca yang sudah kami data,” katanya.
Yarisetouw menjelaskankan berdasarkan hasil observasi yang dilakukannya di rumah-rumah baca yang ada di kampung-kampung di Kabupaten Jayapura, buku-buku yang sudah ada di rumah baca tersebut merupakan buku-buku lama yang tidak sesuai dengan minat baca pengunjung yang datang ke rumah baca itu.
“Mereka yang datang itu kebanyakan anak-anak usia 4 sampai 10 tahun dan pada usia itu mereka seharusnya membutuhkan buku-buku bacaan yang bergambar, jadi lebih mudah dipahami. Jadi bukan hanya buku yang mereka dapatkan dari sekolah, tapi harus ada buku lain,” kata Yarisetouw.
Pria asal Distrik Depapre itu menambahkan, buku-buku yang ditargetkan dalam kegiatan donasi buku tersebut ada beberapa jenis, yaitu buku cerita bergambar, buku novel dan dongeng, buku pengetahuan umum, serta pengembangan diri, serta buku catatan dan alat tulis.
“Dengan catatan, untuk buku novel dan cerpen tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Buku dan alat tulis tersebut akan kita gunakan untuk membantu adik-adik kita yang ada di pelosok-pelosok,” ujarnya. (*)