Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jayapura mencatat, Plasmodium falciparum (P.F) menjadi jenis parasit yang paling banyak menginfeksi pasien malaria di Kota Jayapura. Parasit ini sering menyebabkan malaria berat hingga berujung pada kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Papua, dr. Ni Nyoman Sri Antari, menyebut jumlah pasien malaria akibat infeksi P.F mencapai 22.087 orang. Pasien yang terinfeksi Plasmodium vivax (P.V) tercatat sebanyak 19.217 orang, sementara pasien malaria akibat infeksi mixed Plasmodium (P.Mix) sebanyak 3.302 orang.
“Untuk pasien yang terinfeksi Plasmodium malariae (P.M) tercatat 602 orang, sedangkan Plasmodium ovale (P.O) paling rendah dengan 39 kasus,” ujar Nyoman saat merespons Jubi melalui pesan instan di Kota Jayapura, Papua, Senin (24/3/2025).
Nyoman menjelaskan bahwa setiap jenis Plasmodium yang ditularkan nyamuk Anopheles memiliki masa inkubasi dan karakteristik berbeda. Plasmodium falciparum memiliki masa inkubasi dua hingga delapan hari, dengan rata-rata 12 hari. Parasit ini dapat menyebabkan demam intermiten yang berlanjut jika tidak ditangani dengan tepat.
“Jenis malaria ini dapat berkembang menjadi malaria berat dan menyebabkan kematian. Malaria akibat infeksi P.F disebut malaria falciparum. Jenis lain juga memiliki masa inkubasi yang berbeda,” tambahnya.
Plasmodium vivax memiliki masa inkubasi lebih lama, yaitu delapan hingga 27 hari, dengan rata-rata 15 hari. Infeksi P.V menyebabkan demam yang berulang dengan interval bebas demam selama dua hari.
Selain P.V, Plasmodium ovale yang menyebabkan malaria ovale umumnya memiliki manifestasi klinis ringan. Pola demamnya mirip dengan malaria vivax, dengan masa inkubasi berkisar antara 15 hingga 18 hari, rata-rata 17 hari. Sementara itu, Plasmodium malariae menyebabkan malaria malariae dengan gejala demam berulang setiap tiga hari. Masa inkubasi parasit ini tergolong lama, yaitu 15 hingga 40 hari, dengan rata-rata 28 hari.
“Biasanya demam berulang setiap tiga hari, dan masa inkubasi malaria ini lebih panjang dibandingkan jenis lainnya,” jelas Nyoman.
Kepala Puskesmas Waena, dr. Evalina Diodoran Malau, mengatakan pasien malaria di Kota Jayapura umumnya ditangani dengan pengobatan rutin di fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Setiap pasien akan mendapatkan obat sesuai dosis dan jenis Plasmodium yang menginfeksinya.
“Pencegahan penularan malaria yang kami anjurkan tetap sama, yaitu mewaspadai gigitan nyamuk Anopheles penyebab malaria,” kata Evalina. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!