Jayapura, Jubi – Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Abdul Majid, mengatakan masa transisi dari lingkungan PAUD ke SD untuk meningkatkan mutu pendidikan.
“Ini merupakan suatu peristiwa berkelanjutan bagi seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, identitas sosial, jaringan sosial, dan metode belajar mengajar,” ujar Abdul Majid di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (1/2/2024).
Penguatan transisi PAUD ke SD sangat penting untuk mengubah miskonsepsi di lapangan, seperti praktik penerimaan peserta didik baru yang masih menerapkan tes calistung (baca tulis hitung).
“Melalui penguatan transisi PAUD ke SD terjadi perubahan pada berbagai kegiatan di satuan pendidikan untuk membangun kemampuan fondasi (kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar) anak,” ujarnya.
SD tidak melakukan tes calistung sebagai dasar penerimaan siswa baru yang berasal dari satuan PAUD, atau belum pernah mengikuti PAUD.
“PAUD penting bagi perkembangan anak, yaitu anak membutuhkan stimulan berkualitas yang berguna untuk masa depan atau merangsang sedari dini itulah yang memberikan pembentukan karakter, kecerdasan, maupun fisik yang baik,” ujarnya.
Memasukkan anak ke PAUD tidak hanya untuk kepentingan anak maupun orang tua, tapi juga berdampak pada pendidikan, yaitu menyiapkan anak untuk sekolah, meningkatkan indeks pembangunan manusia, memperbaiki derajat kesehatan dan gizi anak.
Selain itu, dilanjutkannya, hal itu mengurangi angka buta huruf, mengurangi angka mengulang kelas, mengurangi angka putus sekolah, mempercepat pencapaian wajib belajar, dan meningkatkan mutu pendidikan.
“PAUD sebagai wadah pembelajaran anak untuk melatih penyesuaian sebelum masuk ke sekolah lanjutan. Penguatan transisi PAUD ke SD berdampak baik peserta didik agar menempuh pendidikan dengan baik,” ujarnya.
“Karena ini sinergi guru kelas-kelas rendah termasuk SD kelas 1 nanti. Harapan saya peserta bimtek literasi guru kelas rendah SD dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat dari pemaparan yang disampaikan masing-masing narasumber,” ujarnya. (*)
Discussion about this post