Jayapura, Jubi – Dalam rangka memperingati Hari Hutan dan Hari Air Sedunia, empat komunitas di Kota Jayapura yakni Green Papua, Komunitas Expo, Kolektif Para-para Buku, dan Komunitas Sekolah Alternatif Papua, menggelar acara diskusi bertema ‘Lindungi hutan dan air dari ancaman ekosida di Tanah Papua’.
Diskusi digelar di panggung Expo Waena, Kota Jayapura, Jumat (23/3/2024) sore hingga malam.
“Pandangan kami, hutan adalah sumber kehidupan, menghirup udara segar. Di mana ada pohon, di sana pasti ada air jernih. Tapi ketika pohon ditebang, akan terjadi kepanasan hingga dampaknya terjadi banyak macam penyakit,” kata Koordinator Komunitas Expo, Iche Morip.
Ia mengatakan tujuan kegiatan itu adalah membangun edukasi terkait kerusakan hutan dan air. Tetapi juga bagaimana membangun kesadaran masyarakat untuk melihat para pemilik modal di Papua dengan perusahaan ilegal yang masuk.
“Kita bisa hidup tanpa uang, tapi tidak bisa hidup tanpa tanah, hutan, dan air. Kami tetap bersuara untuk masyarakat, tetap menjaga dan mengelola hutan dan air,” kata Morip.
Masalah ini menjadi serius, menjadi isu yang sangat sensitif, dan menjadi perhatian dunia, karena hutan Papua adalah salah satu tempat di dunia yang memberikan oksigen terbanyak.
“Kita perlu melihat lingkungan hutan dan air. Papua memiliki banyak sumber daya alam. Hari ini kita mempunyai kesadaran untuk bertindak selamatkan hutan dan air,” kata Morip.
Ketua Sekolah Alternatif Papua, Emis Telenggen, mengatakan melihat dimana-mana banyak terjadi kekeringan akibat penebangan pohon, melalui kegiatan itu dia mengingat masyarakat untuk menjaga hutan dan air yang ada di Papua.
Hutan dan air, katanya, salah satu yang menjamin hidup orang asli Papua hingga perlu dijaga bersama dari kebijakan pemerintah dengan kepentingan tertentu yang menguras kekayaan alam Papua. (*)
Discussion about this post