Jayapura, Jubi – Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan pangan lokal berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan.
“Pangan lokal, seperti sagu, singkong, keladi, dan jagung untuk mengurangi pengeluaran keluarga,” ujar Pekey di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (2/10/2023).
Dikatakannya, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mendefinisikan pangan lokal sebagai pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
“Oleh karenanya jenis, jumlah, dan kualitas produk pangan lokal akan sangat tergantung pada kondisi spesifik yang ada pada wilayahnya tersebut. Semakin terus dikonsumsi maka ketersediaannya semakin memadai,” ujarnya.
Dijelaskannya, konsumsi pangan lokal juga menyokong pelestarian keanekaragaman hayati dengan mendorong masyarakat untuk melindungi sumber daya. Selain itu, pangan lokal juga menjadi bagian dari budaya dan praktik lokal.
“Saya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk ditanami pangan lokal agar tidak selalu bergantung pada beras. Pangan lokal memiliki kandungan gizi yang menyehatkan,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Henrik Rollo, mengatakan secara rutin mengkampanyekan kandungan gizi yang ada pada pangan lokal.
“Statistik konsumsi beras di Kota Jayapura mencapai 120 kilogram per orang per tahun. Sementara, konsumsi pangan lokal seperti sagu, singkong, keladi, dan jagung masih sangat minim atau 25 persen setiap tahun,” ujarnya.
Jean Rollo berharap selain melestarikan makanan tradisional dan meningkatkan ketahanan pangan, juga dapat meningkatkan produksi pangan non beras sekaligus meningkatkan pendapatan petani dan pedagang pangan lokal. (*)