Sentani,Jubi – Pemerintah Distrik Kemtuk Gresi, Kabupaten Jayapura belum mendapat informasi dari para penerima bantuan ternak sapi di Kampung Yanim Braso (Yanbra), Pupehabu, dan Kampung Swentab, terkait bantuan sapi dalam kondisi sakit hingga ada yang sudah mati.
Kepala Distrik Kemtuk Gresi, Sutriman mengatakan, distribusi ternak sapi yang dilakukan pihaknya ini sejak 1 Agustus 2023 dalam kondisi baik dan aman di masing-masing kelompok.Setiap kelompok di tiga Kampung itu mendapat jatah 10 ekor sapi betina dan 3 ekor sapi jantan.
“ Kami baru mengetahui setelah ada informasi dari pak wartawan melalui pesan WhatsApp di seluler saya,” ujar Sutriman yang di hubungi melalui selulernya di Sentani, Selasa (14/11/2023).
Sutriman juga mengaku kaget, ketika mendapat informasi ada dua ekor sapi yang mati, dan sebagian besar sapi bantuan itu dalam kondisi sakit hingga tidak bisa berjalan atau lumpuh.
Menurutnya, bantuan ternak sapi yang didistribusikan ini merupakan bagian dari penyaluran dana Otsus 2023 Distrik Kemtuk Gresi, termasuk bantuan fasilitas penunjang lainnya seperti mesin parut sagu di Kelurahan Hatib dan pembukaan lahan atau kebun kopi seluas 2hektar di Kampung Bring.
“ Pagu dana Otsus sebesar 1 miliar rupiah yang sebagian besar sudah diserap langsung ke kampung-kampung melalui kelompok-kelompok usaha,” katanya.
Bagi kelompok ternak sapi, katanya, selama penerimaan ternak sapi pada Agustus lalu, hingga saat ini memang belum ada informasi terkait kondisi sapi di masing-masing kelompok. Entah itu dalam kondisi sakit bahkan ada yang sudah mati. Setelah sapi distribusikan, kami berkoordinasi dengan pihak Dinas teknis untuk dating memeriksa Kesehatan ternak sapi yang sudah berada di masing-masing kelompok.
“ Belum dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter hewan, karena fasilitas penunjang sudah terbakar dalam gedung D beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Lanjut Kepala Distrik, dari alokasi dana Otsus 2023 ada sejumlah bantuan yang disalurkan di Distrik Kemtuk Gresi. Di antaranya bantuan dua unit mesin parutan sagu bagi dua kelompok ibu-ibu di Kelurahan Hatib. Setiap kelompoknya berjumlah 10 orang, lalu lahan atau kebun kopi seluas dua hektar yang dikelola tiga hingga lima kelompok tani. “Informasi kondisi ternak sapi akan kami tindak lanjuti langsung ke lapangan dan jika memang benar, maka akan dilanjutkan lagi kepada rekanan kami untuk menggantikan sapi yang sudah mati,” katanya. (*)