Jayapura, Jubi – Para calon wartawan Jubi telah mengikuti serangkaian tes, seperti tes kemampuan berbahasa Indonesia, psikotes, dan kesehatan. Saat ini, 22 peserta yang tersaring kembali mengikuti tes wawancara di Kantor Redaksi Jubi, pada Jumat (4/8/2023), yang merupakan tes terakhir sebelum masuk dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Jurnalistik Jubi.
Pemimpin Redaksi Jubi Jean Bisay mengatakan tes wawancara kali ini merupakan yang keempat dari rangkaian proses rekrutmen calon wartawan yang dipersiapkan untuk mengikuti Diklat Jurnalistik Jubi. Dikatakan, tes wawancara ini terdiri dari sejumlah pertanyaan, dan dari jawaban peserta dapat diketahui komitmen mereka untuk bergabung dengan Jubi, dan siap ditempatkan di tempat tugas nanti.
“Seperti komitmen awal dalam surat pernyataan mereka sebelum mengikuti rangkaian tes yang dilaksanakan, dan ini sangat penting sebab ada empat daerah penempatan seperti Sorong, Wamena, Nabire, dan Merauke,” ujarnya.
Menurutnya, setelah 22 peserta ini mengikuti tes terakhir, hasil dari seluruh rangkaian tes akan diputuskan oleh tim, agar mengikuti diklat pada 7 Agustus 2023 pekan depan. “Dari 22 peserta ini, sesuai hasil tes yang diikuti, pasti ada yang dinyatakan gugur atau tidak melanjutkan ke tahap diklat jurnalistik,” katanya.
Salah satu peserta dari Kabupaten Yapen, Yulam Alfredo Ambokari mengatakan sangat bersyukur dan senang bisa mengikuti seluruh rangkaian tes yang dilaksanakan oleh Jubi. Awalnya, kata dia, mendapat informasi pendaftaran atau perekrutan jurnalis Jubi melalui informasi yang disebar dalam grup WhatsApp. Ia lantas segera mendaftar dan mengirim semua berkas persyaratan yang ditetapkan panitia.
“Ada sebulan lebih menunggu, akhirnya bisa ke Jayapura untuk mengikuti seluruh rangkaian tes,” ujarnya.
Rangkaian tes yang diikuti ini merupakan komitmen sebagai peserta, yang nantinya ketika ditempatkan di tempat tugas, mereka sudah siap bekerja. “Soal diterima atau tidak, ini pengalaman yang berharga bagi saya,” ujarnya.
Peserta lainnya, Ratty Lova Linn Auparai mengatakan informasi awal perekrutan wartawan Jubi didapatnya melalui media sosial. Selain itu, seluruh informasi yang sering dibaca atau diikutinya hanya melalui pemberitaan yang diterbitkan oleh Jubi dan Narasi, sebab menurutnya kedua media ini sangat akurat dalam menyampaikan informasi sejauh ini.
“Sempat tidak terpikirkan [lupa] setelah memasukkan berkas persyaratan ke Jubi, setelah sebulan ada balasan dari Jubi di email untuk mengikuti tes,” ujarnya.
Ratty sapaan akrabnya ini menjelaskan, pada awal mengikuti tes di Balai Bahasa Papua, ada sedikit kendala dengan fasilitas yang digunakan. Lalu pada tes berikutnya yakni psikotes harus mengikuti waktu yang ditetapkan panitia.
“Bersyukur saja, soal tembus atau tidak adalah kehendak Tuhan, secara pribadi saya sampaikan banyak terima kasih kepada panitia, karena ini bagian dari pengalaman yang sangat luar biasa,” katanya. (*)