Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Kota Sentani setiap hari menghasilkan 167 ton sampah. Ini merupakan akumulasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) di setiap permukiman warga, tepi jalan protokol Sentani hingga Kemiri.
Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, Saverius Manangsang mengatakan, pengumpulan sampah setiap hari diantisipasi dengan 20 armada pengangkut yang beroperasi dari Hawai Sentani hingga Kemiri.
Kata Manangsang, pengangkutan sampah di seluruh Distrik Sentani yang membawahi tiga Kelurahan ( Sentani Kota, Hinekombe, dan Dobonsolo) dilakukan setiap hari pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIT.
“Setiap kompleks permukiman atau perumahan warga ada satu kontainer bak sampah sebagai tempat penampung sampah sementara. Hal ini dilakukan agar sampah tidak semua ditumpukan di pinggiran jalan umum, ” ujar Manangsang di Sentani. Jumat (4/2/2022).
Saverius juga bilang, selain membersihkan wajah kota dari tumpukan sampah pihaknya juga mengejar target pendapatan yang dibebankan, yakni sebesar 500 juta per tahun. Retribusi sampah setiap kepala keluarga, setiap hari sebesar 800 rupiah, setiap bulannya 25 ribu rupiah. Retribusi tersebut biasanya di kumpul oleh Ketua RT/RW dari masing-masing permukiman.
“Masyarakat mulai sadar dengan adanya bak penampung sementara yang diletakkan disetiap kompleks perumahan. Ketua RT/RW bersama warga biasanya bersepakat soal pengangkutan dan pengumpulan sampah dari setiap rumah. Sesuai peraturan daearah 25 ribu perbulan, ketika ada penambahan dari jumlah tersebut merupakan kesepakatan warga, ” katanya.
Menurutnya, sampah yang dikumpulkan setiap hari di bawah ke TPS di Lampung Doyo Lama Distrik Waibhu, dipilah petugas dan juga kelompok bank sampah. Sampah yang sudah tidak bisa diolah, dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Waibron untuk dimusnahkan. “Jalan menuju TPA, ada beberapa titik yang harus di cutting karena terlalu menanjak, armada dengan muatan berat tidak mampu melewati tanjakan tersebut, ” jelasnya.
Yahya Felle, salah satu warga Pasar lama Sentani mengatakan pembersihan sampah setiap hari dilakukan oleh mama-mama Papua dan juga anak muda di sejumlah titik. Setiap pagi subuh sekitar pukul 04.00 mereka sudah berada di pinggir jalan utama dengan peralatan sapu lidi dan serok untuk menyapu.
“Pekerjaan yang rutin dilakukan setiap hari oleh mereka para orang tua dan anak muda dengan tulus, sementara masih ada oknum-oknum yang dengan sadar membuang sampah seenaknya saja di tempat umum, hal seperti ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah, sekalipun sudah ada tempat atau wadah yang disiapkan sebagai tempat penampungan sementara, ” .
Secara terpisah, Jufri Manggaprouw, salah satu petugas kebersihan yang setiap pagi menyapu di areal jalan masuk Bandara Sentani dan jalur utama perkotaan, mengaku sangat mencintai pekerjaan yang sudah ditekuninya selama sepuluh tahun belakangan ini. “Banyak suka dan duka dilewati. Harus bangun pagi buta, kadangkala hak-hak kita diabaikan juga. Padahal fasilitas penunjang seperti sapu, serok, masker, kaus tangan, kami yang siapkan sendiri, ” ungkapnya. (*)
Editor: Syam Terrajana
Discussion about this post