Sentani, Jubi – Sanggar Seni Robongholo atau SSR Sereh Sentani bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Jayapura, Pemerintah Kampung Sereh, dan beberapa komunitas menanam pohon sagu di Dusun Sagu Kampung Sereh, Kabupaten Jayapura, Papua.
Kegiatan itu dilakukan pada Kamis (14/3/2024), untuk memperingati banjir bandang Sentani 16 Maret 2019 dan Hari Air Sedunia 22 Maret 2024.
Ketua Sanggar Seni Robonghollo Sereh Jimmy Ondikeleuw mengatakan, pihaknya menanam pohon sagu, karena sagu merupakan salah satu tanaman yang identik dengan budaya, sehingga perlu diajarkan kepada generasi berikut. Di dalam komunitasnya, anak-anak tidak hanya belajar tari-tarian dan musik, tetapi juga menanamkan kecintantaan pada tanaman seperti sagu.
Menurutnya, pihaknya tidak hanya menanam 100 pohon, tetapi juga merawatnya hingga pada proses pertumbuhan sagu tersebut.
“Hari ini orang boleh melakukan penanaman dengan sekian ribu pohon, tetapi menjadi pertanyaan adalah berapa pohon yang tumbuh?” katanya.
Ondikeleuw berkata, pihaknya kali ini menanam 100 pohon sagu. Dua bulan berikutnya mereka menanam 100 pohon lagi dan merawatnya sampai tumbuh.
Tahun ini pihaknya berencana menanam 500 pohon sagu pada lahan seluas lima hektare di Dusun Sagu Kampung Sereh.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua Yan Ormuseray mengatakan, memang banjir bandang tak terlepas dari ulah manusia. Maka dari itu, semua pihak harus menyelamatkan lingkungan hidup, termasuk Cagar Alam Cycloop. Hal itu dilakukan karena perubahan iklim global tidak bisa diprediksi kapan terjadi hujan besar atau terjadi kepanasan.
Menurutnya jika terjadi panas tentunya sumber-sumber air akan kering, sehingga menyebabkan kebutuhan air masyarakat Kota Jayapura, bahkan Kabupaten Jayapura berkurang.
“Hari ini kegiatan seremonial ditandai dengan melakukan penanaman pohon sagu secara simbolis [supaya] menjaga pohon, serta.menjaga hutan,” kata Yan Ormuseray.
Manager WWF Indonesia program Papua Wika Rumbiak mengatakan, sebelum menggelar kegiatan itu pihaknya sudah melakukan diskusi yang cukup lama. Dia bahkan berharap agar penanaman pohon tidak hanya kali ini, tetapi berlangsung terus-menerus.
“Sagu itu salah satu ketahanan pangan untuk masyarakat kampung, kemudian menjaga air,” kata Rumbiak.
Pada Maret ini pihaknya menggelar rangkaian kegiatan seperti kelas kepribadian, cigi sampah, International Women Day dan beberapa lainnya. (*)
Discussion about this post