Sentani, Jubi – Memperingati lima tahun banjir bandang Sentani, Kabupaten Jayapura , beberapa komunitas pencinta alam dan instansi pemerintah melakukan kegiatan hiking, diskusi, dan penanaman anakan pohon di daerah bekas banjir bandang, Jumatย lalu (15/3/2024).
Kegiatan dilakukan di lakukan di daerah hutan penyangga Cycloop, Kurang lebih ada 50 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, ada yang dari instansi pemerintah seperti kementeriaan kehutanan, beberapa pencinta alam seperti mapala dari Makassar dan Bali, mahasiswa Universitas Cenderawasih, Univeristas Sains dan Teknologi Jayapura, Universitas Otow Geisler dan Univeristas Terbuka, ada juga pelajwr sekooah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMA), dan masyarakat umum.
” Kegiatan hiking dan penanaman pohon yang dilakukan ini memiliki dampak yang besar kepada lingkungan disekitar gunung cycloop , ” kataย kepala dinas lingkungan hidup kabupaten Jayapura,ย Abdul Rahman Basri, saat membuka kegiatan.
Penanaman pohon digelar di sekitar kali Kemiri Sentani. Pohon yang ditanam berjumlah 16 pohon sebagai simbol memperinganti kejadian banjir bandang sentani yang terjadi tanggal 16 maret 2019.
Jenis pohon yang ditanam ada tiga jenis yaitu pohon cemara, pohon kayu besi, dan pohon amnak. Jenis pohon yang ditanam disediakan oleh CPA Hirosi. Pohon yang ditanam adalah jenisย yang adaย dan tumbuh di hutan Cycloop
Setelah kegiatan dibuka semua peserta mulai melakukan kegiatan hiking memasuki wilayah cagas alam Cycloop Sentani menuju bukit umang yang ditempuhย dua jam perjalanan.
Bukit umang merupakan salah satu anak bukit di samping gunung cycloop dengan ketinggian 400Mdpl.ย Di sana digelar diskusi mengenai kejadian banjir bandang sentani, Ketua CPA Hirosi, Marshall Suebu mulai dengan menceritakan tentang gunung cycloop,
” Gunung cycloop termasuk dalam kawasan cagar alam. Gunung cycloop tidak termasuk gunung aktif, tapi gunung ini memiliki siklus yang disebut siklus hidrologi yang terjadi setiap 100 tahun. Siklus itu terjadi karena adanya titik jenuh di gunung sehingga terjadinya banjir. Kejadian banjir bandang pernah terjadi pada tahun 1923 lalu setelah 96 tahun terjadi lagi tahun 2019″ katanya.
Saat banjir bandang sentani 2019, korban jiwa mencapai kurang lebih ratusan jiwa, karena banyak masyarakat yang tinggal disekitar area kali. Saat kejadian banyak masyarakat yang tidak bisa menyelamantkan diri karena kurangnya edukasi danย mitigasiย bencana .
Debora,ย salah satu anak sentani dan aktivis masyarakat adat namblong, mengatakanย yang menjaga lingkungan harus dimulai dari diri sendiri,
” Hal-hal kecil yang kita lakukan berdampak untuk lingkungan.ย Contoh kita kurangi gunakanย tisu dan mengganti dengan sapu tangan, lalu membawa botol minum sehingga tidak menambah sampah plastik dan kurangi konsumsi makanan yang menghasilkan samlah plastik hal-hal ini terlihat sederhana tapi berdampak” katanya.(*)
Discussion about this post