Jayapura, Jubi – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau TNI AL Lantamal X Jayapura, Papua, menggelar apel gabungan kesiapsiagaan latihan penanggulangan bencana alam, sebagai standar operasional prosedur atau SOP bersama dalam menanggulangi bencana.
“Apel ini dilaksanakan setiap tiga bulan sekali sebagai tindakan mitigasi,” kata Komandan Lantamal X Jayapura, Brigjen Marinir Feryanto Marpaung, di Lapangan Trisila Lantamal X Jayapura, Kamis (8/12/2022).
Dia mengatakan, tugas utama TNI AL Lantamal X Jayapura dalam kesiapsiagaan adalah melaksanakan operasi penanggulangan bencana alam di Jayapura dan sekitarnya, dalam rangka tugas OMSP TNI perbantuan kepada pemerintah daerah.
“Dibutuhkan upaya penanggulangan dapat terkoordinasi sehingga penanganan lancar dan aman terkait bencana alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, longsor, dan kebakaran,” ujar Brigjen Marpaung.
Katanya, bencana alam disebabkan oleh beberapa faktor, karena kondisi geologi dan aktivitas lempeng antara Indonesia dan Australia, sehingga memerlukan ilmu mitigasi, sebagai langkah antisipasi dan responsif, demi keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Tahap penanggulangan bencana, sosialisasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada agar efektif dan efisien supaya tercipta integrasi dan sinkronisasi dari semua stakeholder, sehingga terjalin kerja sama yang cepat dan tepat serta maksimal,” ujarnya.
Fery berharap agar kesiapsiagaan yang sudah diawali dengan pembekalan dan gladi, sehingga ke depan bisa melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM dan pelaku usaha untuk penanganan bencana yang efektif dan optimal.
“Pemberitahuan dan penanganan serta trauma healing dapat terlaksana dengan baik, dengan melibatkan satuan tugas kesehatan, satgas laut, satgas kesehatan pengungsi, satgas kesehatan darat,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Papua,William R.M. mengatakan, kesiapsiagaan perlu ditingkatkan, agar tercipta integrasi yang kuat antara stakeholder dalam penanganan bencana, serta koordinasi dan komunikasi, karena alatnya belum mampu mendeteksi bencana alam.
Menurut William kawasan Utara Jayapura merupakan kawasan rawan bencana. Oleh karena itu, pihaknya mempersiapkan jalur evakuasi untuk membantu dalam meminimalisir jumlah korban bila terjadi bencana. Pasalnya struktur tanah di Kota Jayapura labil. Sangat besar adanya potensi longsor, sehingga memberikan pemikiran untuk bisa sinergi dalam pengurangan risiko bencana. (*)