Jayapura, Jubi – Kearifan lokal masyarakat di sekitar hutan mangrove Teluk Youtefa sudah mulai hilang, khususnya di kalangan masyarakat Enggros dan Tobati.
Perempuan adat Enggros Batseba Afaar dalam kegiatan diskusi tematik memperkuat kearifan lokal untuk keberlanjutan hutan Papua di Hotel Aston, Kamis lalu (8/2/2024) mengatakan, kearifan lokal masyarakat Enggros dan Tobati sudah mulai hilang karena beberapa faktor yaitu adanya pembangunan di sekitar hutan mangrove seperti pembangunan jembatan merah, jalan Holtekam, dan cafe-cafe di sepanjang pesisir pantai.
Luas hutan Mangrove yang awalnya 10 hektare sekarang terkikis, sisa tujuh hektare dan juga karena adanya sampah yang masuk ke areal hutan, sehingga menumpuk dan mengganggu perkembangan biota dan ekosistem di hutan mangrove.
“Kearifan lokal mencari bia [kerang] sudah dilakukan dari dulu. Nenek saya ajarkan mencari bia [kerang] ke saya punya mama, lalu mama ajarkan ke saya. Hal ini dilakukan turun temurun. Hutan mangrove adalah dapur bagi kami [perempuan] untuk mencari sumber makanan. Sekarang sudah susah [sulit] mencari bia [kerang] karena sudah banyak faktor yaitu sampah yang semakin banyak di hutan mangrove mengganggu lingkungan hidup di hutan dan juga adanya perubahan dengan adanya pembangunan jembatan dan cafe-cafe sepanjang pesisir pantai.” katanya.
Batseba Afaar menjelaskan kearifan lokal yang dilakukan perempuan enggros yang masuk ke dalam hutan mangrove disebut Tonotwiat. Tono artinya hutan, dan wiyat artinya ajakan.
Masyarakat adat baik laki-laki, perempuan dan anak-anak bisa masuk ke dalam hutan mangrove . Laki-laki biasanya masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu, sedangkan anak-anak biasanya bermain dalam hutan mangrove sedangkan Perempuan yang masuk ke dalam hutan mangrove biasanya untuk mencari bia atau kerang.
“Kami [perempuan] masuk ke dalam hutan mangrove untuk mencari bia noor. Pagi jam empat atau lima sudah dayung perahu ke dalam hutan mangrove. Air surut jadi bisa turun ke dalam air yang pecek [lumpur], cari bia dengan diraba menggunakan tangan atau kaki.” ujarnya
Sekarang kearifan lokal ini sudah mulai hilang, generasi perempuan sekarang mulai meninggalkan tradisi ini,
“ banyak hal yang membuat kearifan lokal ini mulai menghilang karena perempuan generasi sekarang sudah tidak meneruskannya lagi. Kurang lebih 10 perempuan masih mencari bia [kerang] untuk dijual atau untuk dimakan dalam keluarga. Generasi sekarang pola pikir sudah berubah banyak yang sudah berpendidikan sehingga mulai berpikir bahwa mencari makan atau uang tidak hanya dengan mencari bia[kerang] masih bisa melakukan hal lain” ujarnya.
Batseba Afaar mengatakan, sekarang ini masyarakat sekitar hutan mangrove untuk tetap menjaga kearifan lokal sudah mulai mengembangkan kemampuan diri dan mulai mencoba usaha di bidang kuliner; membuat masakan khas suku seperti keladi tumbuk, juga ada yang memulai usaha pakaian adat dan tempat wisata.
Batseba Afaar berharap, masyarakat adat Enggros dan Tobati disediakan tempat untuk dapat menyalurkan kearifan lokal mereka sehingga kearifan itu tetap terjaga.
Hal tersebut juga ditanggapi oleh Alfiori salah satu anggota organisasi Koalisi Kampus untuk Demokrasi Papua mengatakan saat melakukan riset di Kampung Enggros melihat bahwa kearifan lokal di tengah masyarakat sudah mulai hilang,
“ Kami dari organisasi melakukan satu kali riset di Kampung Enggros dan melihat kearifan lokal di situ sudah mulai hilang. Kami bersama beberapa warga turun mencari bia-bia [kerang] di dalam hutan mangrove dan melihat memang jumlah bia-bia sudah semakin sedikit dan yang kami temukan adalah sampah plastik yang banyak sekali tersangkut di antara akar-akar mangrove. Pihak pemerintah selama ini mungkin hanya memperhatikan fisik bagian luar tapi tidak memperhatikan bagian dalam dari hutan mangrove.
Alfiori juga mengatakan bahwa masyarakat adat di Kampung Enggros dan Tobati bisa berkembang dengan kearifan lokal yang mereka miliki seperti pembuatan kuliner dan kesenian yang dimiliki hanya saja mereka belum memiliki tempat atau wadah untuk mendistribusikan kearifan lokal tersebut(*).
Discussion about this post