Jayapura, Jubi – PT Freeport Indonesia atau PTFI memberikan bantuan berupa 10 ribu bibit bambu petung untuk mendukung Pemerintah Provinsi Papua dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia memulihkan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Penyerahan bantuan itu ditandai dengan penanaman di Bumi Perkemahan Waena, Kota Jayapura, Kamis (16/11/2023).
Wakil Presiden Lingkungan Hidup PTFI, Gesang Setyadi mengatakan bantuan itu diberikan dalam rangka mendukung gerakan penanaman 66.666 ribu bibit bambu di sepanjang 78 kilometer batas kawasan penyanggah Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Bambu petung itu akan ditanam sebagai tanda batas Cagar Alam Pegunungan Cycloop.
“Jenis bambu yang kami serahkan ini memiliki ukuran lingkar batang yang besar dapat mencapai tinggi 20 meter dengan panjang ruas 40-50 centimeter dan garis tengahnya dapat mencapai 20 sentimeter. Bambu ini kami datangkan dari Yogyakarta,” katanya.
Dengan adanya penanaman bambu itu, Gesang sangat mengharapkan seluruh elemen lapisan masyarakat di Kabupaten dan Kota Jayapura dapat mendukung upaya menyelamatkan kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.
“Kami ingin kawasan Cycloop jauh dari gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan degradasi dan deforestasi. Penanaman bambu setidaknya menyediakan batas di alam yang jelas kepada masyarakat untuk membedakan ruang yang masuk cagar alam dan yang bukan. [Penanaman bambu itu juga dapat] mencegah terjadinya longsor dan banjir yang dapat mengancam wilayah Kabupaten Jayapura,” tegasnya.
Koordinator Program Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai PTFI, Dendy Sofyandy mengatakan sejak 2021 pihaknya juga telah melaksanakan program rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Upaya rehabilitasi itu dilakukan bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Mamberamo, Papua.
“Implementasi kegiatan Rehabilitasi DAS dimulai dari penanaman hingga pemeliharaan [yang] mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.59 Tahun 2019. [Penanaman dilakukan di] Sentani Timur, Kemtuk, Waibu, Sentani Barat, Depapre, Ebungfauw, Kemtuk Gresi, Gresi Selatan, Abepura dan Heram,” kata Dendy.
Menurut Dendy, pada 2021, PTFI melakukan penanaman untuk merehabilitasi DAS seluas 9 hektare di Distrik Sentani Timur. Pada 2022, PTFI melakukan penanaman rehabilitasi DAS seluas 594 hektare di Distrik Kemtuk. Pada 2023, penanaman untuk merehabilitasi DAS itu dilakukan di Distrik Sentani Barat, Sentani Timur, Ebungfauw, Waibu, Depapre dan Kemtuk, dengan total luasan penanaman 1.943 hektare.
Pada 2024 dan 2025 mendatang, PTFI akan melakukan penanaman rehabilitasi DAS seluas 793,26 hektare dan 891,67 hektare. Total luasan penanaman rehabilitas DAS oleh PTFI itu nantinya akan mencapai 4.232 hektare.
“Diharapkan tanaman rehabilitasi DAS yang telah ditanam dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi baru, karena 25 sampai dengan 40 persen [tanaman] yang ditanaman dalam satu hektare adalah tanaman buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat lokal setempat,” ujarnya. (*)