Wamena, Jubi – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Suku Walak (IKSWAL) di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan menggelar acara bakar batu sebagai tanda perdamian dalam rangka penyelesian masalah terkait pertikaian dua kelompok masyarakat dari Suku Walak dan Suku Lani pada 1 Januari 2024, Suku Araboda Asologaima (Suku Dani) menjadi korban sasaran akibat pertikaian tersebut.
Ketua IKSWAL, Nus Karoba, mengatakan bersyukur karena masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan aman.
“Awal kejadian tersebut, kami kaget karena sebenarnya orang Walak tidak ikut terlibat langsung. Setelah diselediki ternyata ada anak Walak yang ikut mabuk sehingga kami merasa sadar dan bertangung jawab atas kejadian tersebut. Kami mengaku bahwa pelakunya kami orang Walak,” kata Nus Karoba.
“Kami masyarakat Suku Walak bersama kepala distrik, kepala kampung, dan para kepala suku telah menyatakan sikap dan ambil komitmen bahwa semua masyarakat Suku Walak di Wamena dilarang keras mengonsumsi minuman keras dan penggunaan narkotika jenis ganja di wilayah Walak,” lanjutnya.
Konsumsi minuman beralkohol dan penyalahgunaan narkotika, kata Nus Karoba, bukan budaya orang gunung. Sejak nenek moyang tidak pernah diajarkan konsumsi barang-barang itu.
“Hari ini kami masyarakat Suku Walak bersama Pemkab Jayawijaya, Pemprov Papua Pegunungan, 64 kepala kampung di Walak, para kepala distrik, anggota DPR orang Walak, para kader, dan semua tokoh masyarakat bersama LMA Jayawijaya bersepakat dan nyatakan sikap bahwa miras dan konsumsi ganja kita cabut,” kata Karoba.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang diwakili Sekda Thonny M. Mayor menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kepada semua masyarakat Walak di Jayawijaya karena bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik dan aman.
“Hari ini Suku Walak telah membuat suatu kesepakatan yang sangat baik yakni mendukung pemerintah dalam hal pemberantasan miras dan ganja yang telah ditandatanggani secara resmi dari kita semua,” kata Thonny Mayor.
“Semoga komitmen untuk kebaikan bersama ini bisa terjaga dan bisa dirawat agar masyarakat bisa melakukan aktivitas dengan baik dan tenang di wilayah ini,” katanya.
Ia berharap melalui surat pernyataan yang cukup keras tersebut masyarakat bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga situasi kamtibmas di Kabupaten Jayawijaya.
“Pemerintah punya kewajiban melindungi dan mengayomi masyarakat. Karena amanah yang diberikan oleh masyarakat kepada kami, baik di pemerintahan eksekutif maupun pihak keamanan serta pihak-pihak terkait dapat berkalaborasi untuk membangun daerah ini,” kata Sekda Thonny Mayor.
Untuk membangun etika, moral, dan sikap itu, kata Mayor, harus ada saling menghargai dan menghormati serta bangun bersama-sama menghilangkan kebiasaan konsumsi minuman beralkohol.
Sekda Thonny Mayor minta masyarakat di Jayawijaya yang selama ini memproduksi minuman beralkohol lokal menghentikan aktivitas ini dan mencari pekerjaan lain agar tidak merugikan diri sendiri dan banyak orang di wilayah ini.
Sementara itu, Asisten I Sekda Provinsi Papua Pegunungan, Wasuok Demianus Siep, mangatakan pada prinsipnya sikap Pemprov Papua Pegunungan mendukung sikap tegas yang diambil masyarakat Walak.
“Kami juga berterima kasih kepada LMA, pemerintah daerah, para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pihak aparat keamanan Polres Jayawijaya yang telah memfasilitasi dalam penyelesaian masalah ini. Kita, Pemprov Papua Pegunungan hanya mendukung dan mendorong agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Wasuok Siep.
Ia minta kejadian tersebut tidak boleh terjadi lagi sehingga perlu dilakukan pendekatan secara persuasif dan humanis supaya hal itu agar tidak terulang lagi.
“Kami dari pemerintah berharap masyarakat dan aparat keamanan bisa atasi semua masalah yang terjadi di lingkungan kita, supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi untuk ke depanya,” kata Siep. (*)
Discussion about this post