Wamena, Jubi – Masyarakat Kampung Assotapo, Distrik Assolokobal, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan membangun jaringan air bersih menggunakan dana kampung tahap pertama dan kedua.
Jaringan air bersih tersebut diresmikan oleh Bupati Jayawijaya, John Richard Banua Rouw, pada Senin (2/1/2023) siang.
Dalam sambutannya, Bupati John Banua mengatakan atas nama pemerintah daerah dan keluarga menyampaikan selamat dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan masyarakat Assotapo yang telah bersama-sama mengupayakan pembangunan jaringan air bersih di kampung mereka.
Pada kesempatan itu, Bupati John Banua juga menyampaikan permintaaan maaf karena rencana peresmian jaringan air bersih itu sebenarnya pada 29 Desember 2022 namun ketabrakan dengan undangan lain sehingga baru bisa dilaksanakan pada 2 Januari 2023.
“Puji Tuhan, hari ini kita bisa melakukan peresmian jaringan air bersih di Kampung Assotapo. Hal ini [bisa terwujud] karena kepala kampung dan masyarakat punya kepedulian. Mulai hari ini masyarakat bisa menikmati air bersih,” kata Bupati Banua.
Bupati minta aparat kampung dan masyarakat bisa mengelola dana kampung dengan baik dan digunakan sesuai Anggaran Pendapatan Belanja Kampung atau APBK.
“Saya minta aparat kampung tidak menyalahgunakan dana kampung untuk kepetingan pribadi atau lainnya,” pesan Bupati John Banua.
“Tetapi kalo disumbangkan untuk kepentingan gereja atau kegiatan keagamaan itu boleh. Hal itu juga sesuai instruksi bupati karena itu demi kepentingan umum,” imbuhnya.
Bupati mengatakan semua aspirasi yang disampaikan warga masyarakat akan diprogramkan nantinya. Ia juga minta dukungan dari semua pihak agar pembangunan yang diinginkan dan diharapkan masyarakat bisa berjalan dengan baik tanpa ada gangguan dari pihak ketiga maupun yang lainnya.
Di tempat yang sama, pendamping desa untuk Distrik Assolokobal, Robby Lokobal, mengatakan pembagunan jaringan air bersih tersebut mengunakan dana desa dari dua tahap sesuai APBK tahun anggaran 2022.
Robby menjelaskan anggaran yang dipakai untuk pembangunan jaringan air bersih tersebut berasal dari dana kampung tahap pertama sebesar Rp130 juta lebih dan tahap kedua Rp31 juta.
Pembangunan jaringan air bersih ini untuk menjawab kebutuhan dari 108 kepala keluarga atau KK karena selama ini untuk mendapatkan air bersih, warga masyarakat setempat harus berjalan sekitar 1 kilometer.
“Rencana ke depan yang sudah diprogramkan melalui musyawarah kampung, jaringan air bersih seperti ini akan terus dibangun di beberapa titik dan akan dibuat bak penampung air di beberapa dusun,” katanya.
Hal itu dilakukan, kata Robby, agar tidak ada kecemburuan sosial dari masyarakat sehingga ke depannya akan fokus di beberapa titik lainnya. (*)