Wamena, Jubi – Sebagai salah satu upaya untuk percepatan pembangunan dan kesejahteraan Provinsi Papua Pegunungan yang berbasis sosial budaya, Pj Gubernur Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua dalam mengelola anjungan Papua di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Dalam pandangan Pj Gubernur Velix Wanggai, Papua Pegunungan adalah adik dari Provinsi Papua, sehingga butuh langkah bersama dalam satu kesatuan terkait sosial budaya dengan Provinsi Papua, sebagai kakak tertua di Tanah Papua.
Bertempat di anjungan TMII, Sabtu (2/3/2024), Pj Gubernur Papua Pegunungan Velix Wanggai dan Asisten II Setda Pemerintah Provinsi Papua Yohanes Walilo, menandatangani kerja sama pemanfaatan anjungan Papua dalam pengelolaan sosial budaya Papua Pegunungan. Kedua pemerintah provinsi ini sepakat walaupun secara administrasi berbeda, namun terikat dalam satu kesatuan ekologis, budaya, dan konektivitas wilayah.
Velix Wanggai mengatakan masyarakat Papua bersyukur telah memiliki anjungan Papua di TMII sejak 1975 sebagai rumah sosial budaya yang melambangkan identitas, jati diri, dan karakteristik kebudayaan masyarakat Papua.
“Kami pun menyampaikan apresiasi yang besar kepada Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, bersama Kepala Badan Penghubung Provinsi Papua Alex Kapissa yang telah melakukan penataan ulang anjungan Papua di TMII, sehingga lebih terlihat menarik di publik internasional dan nasional. Hasil renovasi ini mendorong daya tarik anjungan Papua yang dikunjungi rata-rata sekitar 500-an pengunjung setiap hari, baik dari luar negeri dan dalam negeri,” kata Velix Wanggai dalam siaran pers yang diterima Jubi, Selasa (5/3/2024).
Menurut Velix Wanggai, kerja sama dimaksudkan untuk membangun komunikasi dan penguatan informasi yang berkaitan dengan kebudayaan Papua Pegunungan, yang telah dan akan ditempatkan di anjungan Provinsi Papua di TMII.
“Selain itu untuk menginformasikan benda budaya Papua Pegunungan yang selama ini telah ada di anjungan Papua di TMII, serta dapat dilakukan penguatan melalui penambahan informasi dan benda budaya,” katanya.
Velix Wanggai menambahkan bahwa ada empat aspek utama dalam ruang lingkup kerja sama yaitu asistensi pemeliharaan sarana prasarana budaya Papua Pegunungan di anjungan Papua TMII, khususnya kawasan Silimo (kompleks honai), optimalisasi anjungan Papua sebagai tempat pemasaran produk-produk UMKM Papua Pegunungan, promosi sosial budaya Papua Pegunungan meliputi event pameran, atraksi budaya, dan kegiatan seni budaya lainnya.
“Serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia asal Papua Pegunungan di aspek sosial budaya, ekonomi kreatif, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya,” katanya.
Ketua Majelis Rakyat Papua Pegunungan, Agus Hubi mendukung penuh proses kerja sama pemanfaatan anjungan Papua di TMII sebagai bentuk konkret dalam satu kesatuan sosial budaya Tanah Papua, walaupun secara wilayah administratif berbeda.
“Anjungan Papua adalah rumah bersama yang mempromosikan kebudayaan masyarakat Papua di Jakarta ke level nasional dan internasional, dan sebagai simbol kebersamaan dari identitas masyarakat yang beragam dalam perjalanan peradaban Papua,” kata Agus Hubi.
Dengan kerja sama yang dijalin itu, Pemprov Papua Pegunungan akan melengkapi atau membangun objek-objek baru, atau apa saja yang diperlukan di anjungan. Untuk ke depan, Pemprov Papua dan Papua Pegunungan akan mempersiapkan perjanjian kerja sama yang detail dalam pemanfaatan anjungan Papua, baik pengelolaan replikasi kawasan Silimo (rumah adat khas honai), tempat penyimpanan benda-benda seni budaya, penyiapan berbagai atraksi budaya yang teratur serta promosi budaya dan ekonomi kreatif lainnya.
“Sebagai daerah otonom baru, pemanfaatan anjungan Papua di TMII ini merupakan bagian dari pembangunan kebudayaan Papua Pegunungan, guna memperkuat identitas regional, jati diri masyarakat, dan kebanggaan daerah di level nasional dan internasional,” ujar Wanggai. (*)