Sentani, Jubi – Sejumlah seniman dan budayawan di Kabupaten Jayapura menginginkan adanya konsep dan cara yang baru dalam pelaksanaan Festival Danau Sentani (FDS), yang sudah 11 kali dilaksanakan secara berturut-turut di kawasan Pantai Wisata Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Gelaran FDS terakhir pada 2023 lalu dengan harapan agar event budaya ini dapat dimasukkan dalam kalender Kharisma Event Nusantara.
Salah satu seniman lokal, Kundrat Sokoy mengaku sudah sering terlibat secara rutin dalam pelaksanaan FDS yang digelar sejak awal pelaksanaan FDS di Pantai Wisata Khalkote. Menurutnya, FDS yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang lalu, merupakan terobosan baru dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, juga pelestarian nilai seni dan budaya lokal itu sendiri.
“Pelaksanaan FDS pertama ada peserta dari luar negeri yang turut berpartisipasi,” ujar Kundrat di Sentani, Senin (26/2/2024).
Tahun kelima dan keenam pelaksanaan FDS, kata Kundrat, hanya ada pemecahan rekor tifa terpanjang, dan penabuh tifa terbanyak oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sementara konsep acaranya tidak berubah yakni setiap kampung datang dengan atraksi budayanya masing-masing dan itu terlihat monoton.
“Lokasi kegiatan atau Pantai Wisata Khalkote sangat sempit dan tidak cukup menampung ribuan orang yang datang berkunjung ke lokasi kegiatan,” katanya.
Lanjut Sokoy, FDS tidak terlihat sebagai festival seni dan budaya, tetapi lebih kepada pameran pembangunan yang ditampilkan oleh 19 distrik di Kabupaten Jayapura, dengan mengisi setiap stan permanen yang disiapkan panitia.
“FDS terakhir pada 2023 lalu, Menteri Parekraf Sandiaga Uno sempat mengatakan dalam sambutannya ‘tidak ada yang baru dari FDS’ dan hal ini perlu diperhatikan serius oleh pemerintah daerah,” katanya.
Pelaku seni budaya lainnya, Edison Paisey mengatakan, pertunjukan seni dan budaya dalam gelaran FDS, akan jauh lebih menarik jika dilakukan di kampung masing-masing.
“Para pengunjung yang datang, selain manikmati atraksi yang ditampilkan, tetapi juga manikmati aneka kuliner khas yang disiapkan oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Kata Edison, tempat pelaksanaan FDS di Pantai Wisata Khalkote sangat jauh bagi masyarakat yang berada di bagian barat Danau Sentani. Selain itu juga konsep acara dan tata ruang festival budaya selama ini ibarat panggung hiburan.
“Sementara yang diharapkan, dari kehadiran para pengunjung tidak hanya menyaksikan atraksi budaya saja, ada potensi lokal lainnya yang menjadi daya tarik tersendiri seperti tempat-tempat wisata, dan situs prasejarah lainnya,” kata Paisey.
Ketua Komisi C, DPRD Kabupaten Jayapura, Hariyanto Piet Soyan, mengatakan, pihaknya dalam pembahasan RAPBD Kabupaten Jayapura Tahun Anggaran 2023/2024 telah mengusulkan kepada Instansi teknis, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk menyusun Rencana Induk Pembangunan Daerah (RIPDA) secara spesifik, bagi pengembangan dan peningkatan serta pelestarian potensi seni budaya serta pariwisata di Kabupaten Jayapura.
“Selama periode lima tahun berjalan, belum ada informasi penerimaan atau pendapatan dari bidang pariwisata, seni dan budaya bagi Pendapatan Asli Daerah,” ujarnya. (*)
Discussion about this post