Jayapura, Jubi – H-1 Festival Port Numbay 2024, persiapan masyarakat dan Dinas Pariwisata Kota Jayapura sudah rampung 100 persen. Festival Kampung Yoka dan Kampung Waena itu akan berlangsung dari tanggal 26 sampai 28 April 2024 di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Berdasarkan pantauan Jubi di Kampung Yoka pada Kamis (24/4/2023), pemasangan panggung, stan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM, persiapan tempat untuk makan gratis dan persiapan tari tradisional dari masyarakat Kampung Yoka dan Kampung Waena semua sudah rampung.
Anthonius Mebri, Kepala Kampung Yoka mengatakan segala bentuk persiapan menjelang Festival Port Numbay sudah rampung 100 persen. [Pembangunan] tenda, stan UMKM, panggung, dan pembersihan lapangan kampung tempat berlangsungnya festival termasuk pembersihan lingkungan kampung, telah selesai dikerjakan hari ini.
“Hari ini H-1 persiapan-persiapan menuju Festival Budaya Port Numbay, kami sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan, segala fasilitas prasarana dan sarana sudah disiapkan, terutama pembersihan lingkungan, pembersihan daerah wisata dan tempat pembakaran ikan gratis dan tenda untuk masyarakat, semua sudah kami persiapan untuk acara hari H besok,” katanya.
Ada dua area utama yang disiapkan sebagai tempat penyelenggara festival di Kampung Yoka, yaitu areal di pinggiran Danau Sentani dan areal di lapangan sepak bola Yoka. Areal pinggiran danau danau ditujukan untuk kegiatan pagelaran budaya seperti tarian adat, permainan-permainan tradisional, lomba dayung perahu tradisional, dan lomba molo ikan. Sementara areal lapangan ditujukan untuk acara musik dan pertunjukan budaya.
“Yang bersifat permainan begitu semua di pinggiran danau dan yang di lapangan itu lebih ke acara musik, yang akan tampil artis lokal atau artis ibu kota sama pergelaran budaya kampung Yoka, kampung Waena dan sejumlah kampung yang ada di Port Numbay yang akan mengisi di kegiatan festival ini,” kata Mebri.
Di tanggal 26 besok, lanjutnya, juga akan disiapkan sajian ikan gratis sebagai kuliner daerah atau makanan khas Papua. “Jadi kami dari panitia dan pemerintah kampung menyiapkan ikannya secara gratis, lalu masakan pendamping nya seperti ubi-ubian, pisang, sagu bakar, papeda itu juga kami siapkan, dan itu yang dibayar, sedangkan ikannya gratis,” katanya.
Menurut Mebri pada hari ketiga, Minggu 28 April, seluruh kegiatan penutupan festival merupakan kegiatan dari Dinas Pariwisata Kota Jayapura. Pada Jumat dan Sabtu, 26-27 April kegiatan semua diselenggarakan oleh masyarakat. Ia mengatakan masyarakat sangat antusias dan telah mempersiapkan acara penyambutan dan pembukaan festival sampai penutupan sebaik mungkin.
“Tinggal pemasangan sound system, pokoknya persiapan yang dilakukan sudah aman. Tinggal persiapan yang menjadi bagian tanggung jawab dinas pariwisata lalu semua beres,” ujar Mebri. Untuk acara pembukaan besok, ia mengatakan sudah menyiapkan sanggar budaya dari Kampung Yoka dan Waena. “Festival tahun ini dikasih penghargaan untuk dua kampung di pinggir danau yang masuk di Kota Jayapura,” katanya.
Ia juga menyebutkan Kampung Yoka sudah menyiapkan empat sanggar seni untuk meramaikan acara Festival Port Numbay yang terdiri dari tiga seni tari dan satu seni ukir. Ada seni tari tradisional, tari kontemporer dan tari kreasi. Kampung Waena pun menyiapkan empat pertunjukan, dari nyanyian serta pembacaan puisi dengan bahasa daerah. Semua kegiatan berciri khas budaya setempat.
“Ada juga cerita rakyat, dan semua panitia terlibat harus berbicara menggunakan bahasa daerah, kami siapkan juga penerjemahannya,” kata Mebri.
Ia juga menambahkan sumber data yang menunjang kegiatan Festival Port Numbay berasal dari kolaborasi antara masyarakat Kampung Yoka dan Dinas Pariwisata Kota Jayapura untuk menyukseskan festival tersebut. Dalam kegiatan kolaborasi ini dana kegiatan dikelola masing-masing. Masyarakat mengelola kasnya sendiri, yang bersumber dari dana kampung, dan Dinas Pariwisata Kota Jayapura mengelola kasnya sendiri.
“Kita sudah bagi tugas, jadi dana dari kampung dikelola masyarakat sendiri dan dari dinas dikelola sendiri, festival ini kerjasama dinas pariwisata provinsi dan masyarakat Kampung Yoka,” kata Mebri.
Antusiasme masyarakat menurut Mebri sudah tampak jauh-jauh jari dilihat dari partisipasi kalangan anak muda, gereja, tokoh adat hingga pemerintah, semua mendukung jalannya festival ini dengan.
Menurut Mebri, Festival Port Numbay memang sudah sering dilakukan, cuma kali ini sedikit istimewa terutama bagi dua kampung, Yoka dan Waena ini karena tidak masuk kawasan kota Port Numbay, “Sebenarnya kami orang Sentani, karena sebagian besar itu ada di kabupaten makanya bagi kami kali ini sedikit istimewa untuk kami anak pinggiran danau ini,” katanya.
Harapan Anthonius Mebri selaku Kepala Kampung Yoka, melalui Festival Port Numbay ini dapat mengangkat identitas budaya, serta berguna bagi masyarakat. Membri juga berharap semoga masyarakat tidak ada keluhan terhadap festival esok hari dan acara berlangsung lancar.
Dan kedepan ia juga berharap pemerintah tetap mendukung penyelenggaraan Festival Port Numbay ini agar identitas budaya Papua di Kampung Yoka dan Waena terjaga dan berkembang lestari. (*)
Discussion about this post