Sentani, Jubi – Ketua Sekolah Sepak Bola (SSB) Imanuel Sentani, Agustinus Ferre, mengatakan pembinaan atlet sepak bola di SSB dimulai sejak usia dini meliputi 7-10 tahun, 10-12 tahun, 12-15 tahun, dan 15-17 tahun.
Menurut Ferre, pembinaan yang dimulai sejak usia dini bukan hal yang tidak mungkin dilakukan, oleh setiap SSB di Kabupaten Jayapura dan Papua pada umumnya.
“Selain pembinaan, sistem sepak bola saat ini sudah diarahkan masuk menjadi industri olahraga. Oleh sebab itu, potensi atlet yang dibina saat ini diarahkan untuk memiliki nilai jual,” ujarnya, saat di hubungi melalui telepon selulernya di Sentani, Senin (9/5/2022).
Pembinaan di SSB, kata orang tua kandung Todd Ferre ini, kalau tidak memiliki hasil yang baik maka sama saja seperti membuang tenaga dan waktu secara cuma-cuma. Meski dengan keterbatasan fasilitas pendukung, upaya dan usaha harus dilakukan untuk anak-anak usia dini di daerah ini.
“Ada sejumlah pemain berbakat dari hasil pembinaan dengan keterbatasan fasilitas pendukung, mereka saat ini dikontrak dan bermain di klub yang berada pada level liga Indonesia. Dan pada usia dini dari hasil Liga Top Skor, ada juga pemain usia 12 tahun dan 14 tahun yang diikutkan dalam seleksi Timnas usia 12 dan 14 tahun,” katanya.
Lanjutnya, dalam Liga Top Skor yang dilaksanakan di Kota Jayapura, tim SSB Imanuel Sentani berhasil keluar sebagai pemenang, pada usia 14 tahun tim Papua United keluar sebagai runner up. Beberapa waktu ke depan, Liga Top Skor akan menggelar pertandingan yang sama untuk usia 17 tahun.
Prestasi membanggakan SSB yang dipimpinnya ini, kata dia, yakni tim SSB Imanuel usia 14 tahun akan bersiap diri mengikuti Liga Top Skor tingkat nasional di Bogor, Jakarta.
Ia juga berterima kasih atas dukungan pemerintah daerah kepada SSB yang dipimpinnya. “Bapak Bupati Jayapura juga mendukung para pelatih di SSB untuk meningkatkan kapasitas kepelatihan melalui lisensi, ini sangat luar biasa dan kami SSB Imanuel Sentani berharap semoga ada pemimpin lain di Kabupaten Jayapura, yang mau ikut membantu melihat SSB-SSB di Kabupaten Jayapura.”
Sementara itu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan pembinaan olahraga diarahkan pada industri olahraga dan setiap cabang olahraga, maka pelatih dan pengurus serta atlet harus memahami olahraga dan ilmu pengetahuan. Sehingga ada hasil dari pembinaan yang dilakukan pada masing-masing cabang olahraga.
“Misalnya sepak bola, setiap SSB harus jelas keberadaannya, memiliki akta pendiri tim, memiliki manajemen, dan memiliki tim talent scouting yang profesional. Dari hasil pembinaan, ada potensi-potensi yang berbakat dan siap digunakan pada level profesional, maka ada kerja sama atau kontrak yang dilakukan. Dan ini menjadi lahan kerja, bisnis yang menguntungkan bagi kedua belah pihak,” jelas Bupati Awoitauw. (*)
Discussion about this post