Sentani, Jubi – Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam waktu dekat ini berencana akan menata ulang pasar lama Sentani yang dinilai sudah tidak layak sebagai tempat berjualan.
Atas rencana itu, sejumlah pedagang yang biasa berjualan di pasar lama Sentani menyampaikan setuju dengan rencana tersebut. Selain menata ulang, para pedagang berharap sampah yang menumpuk di sepanjang drainase pasar juga dibersihkan.
Tetapi para pedagang di pasar lama Sentani juga mempertanyakan alternatif tempat bagi mereka berjualan selama proses penataan dan pembersihan pasar dilakukan.
“Kami sepakat soal rencana pemerintah. Tetapi nasib kami selama proses pembersihan atau penataan, nanti bagaimana? Kami tidak mau ke pasar baru [Sentani],” ujar Martha Samon Sabra Wally, salah seorang pedagang di pasar lama Sentani, saat ditemui Jubi, Kamis (23/2/2023).
Martha menjelaskan dirinya enggan pindah ke pasar baru Sentani lantaran pasar lama Sentani merupakan tempat berjualan yang sangat strategis karena dekat dengan pemukiman warga dan sebagai pintu keluar bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Danau Sentani.
Disinggung soal tempat jual yang berdekatan dengan drainase (saluran pembuangan limbah) dan tepat di pinggir jalan, pedagang sagu yang sudah belasan tahun berjualan ini merasa nyaman dan tidak pernah berpikir untuk mencari posisi tempat jual yang lain.
“Dekat dengan drainase tetapi barang jualan ini (sagu) kami jual sudah terisi di dalam kantung plastik, jadi aman untuk dibeli,” katanya.
Drainase ini, katanya, pernah dibersihkan oleh Babinsa Kota dan anggotanya.
“Rencananya waktu itu kami mau dipindahkan tetapi semua pedagang bertanya surat perintah dari pemerintah daerah serta tidak ada sosialisasi awal kepada kami sebagai warga pedagang di pasar lama Sentani,” kata Martha.
“Drainase dibersihkan, tetapi penutupnya tidak dikembalikan sehingga pemilik toko dan kios menggunakan papan untuk menutup celah drainase dan dijadikan tempat untuk menaruh barang jualan seperti saat ini,” imbuhnya.
Terpisah, seorang tukang ojek di pasar lama Sentani, Rusdi, mengaku sangat iba melihat kondisi tempat berjualan para pedagang yang berdekatan dengan drainase tetapi juga berada tepat di pinggir aspal jalan raya.
Warga Kampung Yahim ini berharap agar dengan penataan atau pembersihan pasar secara khusus drainase yang sudah tersumbat dan tidak tahu arah pembuangannya karena tidak jelas, dapat memberikan suasana baru tetapi juga menyediakan tempat jual yang layak bagi mama-mama yang setiap hari berjualan menahan panasnya terik matahari serta debu-debu jalan raya dan polusi kendaraan yang lewat tepat di depan mata mereka.
“Waktu hujan turun, semua sampah di drainase keluar ke badan jalan. Panas terik seperti saat ini debu-debu yang berterbangan. Kondisi ini sudah terbiasa dan semua orang termasuk saya berpacu untuk menghidupi keluarga,” ujarnya. (*)