Sentani, Jubi – Kepala Kampung Muaif, Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, Yulius Kekri mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam hal ini Dinas Pendidikan yang telah melakukan kunjungan ke Kampung Muaif, dan berjanji akan membangun sarana fisik gedung SD Negeri Muaif yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
Yulius Kekri mengatakan pada era kepemimpinan kepala dinas yang lalu, Ted Mokay, dalam kunjungannya ada permintaan agar sebagian tanaman pohon kelapa yang tumbuh dekat dengan bangunan sekolah ditebang, karena akan mengganggu proses pembangunan dan renovasi gedung sekolah. Namun saat ini Ted Mokay sudah diganti dan kepala dinas yang baru juga sudah datang ke Muaif dan melihat kondisi sekolah.
“Permintaan tersebut dikabulkan dan pemilik tanaman pohon kelapa kami bayar dengan menggunakan alokasi dana kampung. Hal ini dilakukan agar pembangunan dan sarana fisik bangunan sekolah dapat terbangun. Tetapi hingga saat ini belum ada tanda-tanda juga,” ujar Yulianus saat dihubungi di Sentani, Selasa (22/8/2023).
Kondisi SD Muaif, kata Kekri, sudah puluhan tahun berada di pinggiran bagian pesisir di Kabupaten Jayapura. Perhatian yang diharapkan dari pemerintah daerah terhadap mutu pendidikan yang baik hingga saat ini belum terwujud.
“Pendidikan adalah aset berharga dari daerah ini, kalau alasannya soal anggaran, tahun ini pemerintah daerah telah mengembalikan miliaran rupiah ke kas negara, termasuk Dinas Pendidikan,” katanya.
Ketua Komisi C DRPD Kabupaten Jayapura, Hariyanto Piet Soyan menegaskan sebelum melakukan kunker ke SD Negeri Muaif, pihaknya telah menyampaikan sejumlah hal penting melalui hearing bersama Dinas Pendidikan.
“Hal pertama yang disampaikan menyangkut kondisi fisik dan fasilitas sekolah seperti meja dan kursi yang sangat minim, bahkan bisa dikatakan tidak mengakomodir jumlah siswa dan tenaga guru yang bertugas saat ini,” katanya.
Dari hasil hearing tersebut, Dinas Pendidikan seharusnya memasukkan sejumlah usulan yang disampaikan sehingga bisa terakomodir dalam anggaran perubahan 2023. Hingga saat kunker Komisi C, belum ada informasi yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan dari hasil hearing tersebut.
“Muaif adalah kampung terujung di daerah pesisir dan mereka tidak tahu Dana Otsus itu seperti apa, padahal kita mendapatkan porsi Otsus yang cukup. Bahkan di anggaran perubahan ini ada tambahan Otsus bagi Dinas Pendidikan,” katanya.
“Sebab, sekolah ini rawan sekali akan ditutup ketika kondisi fisik bangunannya tidak diperbaiki atau direnovasi ulang. Orang tua murid akan mencari alternatif sekolah yang lain untuk menyekolahkan anak mereka. Lalu, kita bicara peningkatan sumber daya manusia selama ini di Kabupaten Jayapura, kita bicara IPM-nya tinggi, itu atas dasar apa kita bicara, kalau kondisi sekolah dan gurunya seperti ini. Itu sama saja kita bicara omong kosong,” ujarnya. (*)