Nabire, Jubi – Keluarga korban meninggal dunia Yusak Sondegau pada Minggu, (21/1/2024) di Bilogai, Intan Jaya, Papua yang ditembak mati oleh aparat gabungan Satgas Damai Chartenz menegaskan, almarhum adalah seorang warga sipil.
Hal itu ditegaskan Digy Sondegau, orang tua almarhum Yusak Sondegau sekaligus membantah pernyataan Panglima Komando Daerah Militer atau Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan pada Rabu (24/1/2024).
โYusak Sondegau adalah murni masyarakat sipil. Saat ini dia sebagai aparat kampung Buwisiga, distrik Homeya, Intan Jaya. Jadi apa yang disampaikan Pangdam itu pembohongan publik,โ kata Digy Sondegau kepada Jubi melalui selulernya, Jumat, (26/1/2024).
Ia menjelaskan awal mula kejadian penembakan pada hari Minggu 21 Januari 2024, setelah masyarakat pulang ke masing-masing rumah dari gereja usai mengikuti ibadah, didapati sekelompok aparat gabungan turun ke salah satu rumah yang tidak jauh dari pos milik militer di area Yokatapa.
โYang mereka (anggota) datangi itu rumahnya orang tua korban, yang merupakan seorang security kantor bupati Intan Jaya. Jadi yang Yusak (almarhum) ini dia juga tinggal di rumah itu, dan anggota yang turun periksa rumahnya pak sekurity,โ kata Digy Sondegau.
Saat apparat gabungan tiba, kata dia, langsung memerintahkan semua orang yang ada di situ agar masuk ke dalam rumah.
โLalu aparat melakukan pemeriksaan dalam rumah dari kamar ke kamar sampai dapur, semua diperiksa. Setelah periksa mereka (aparat) keluar, dan anggota ambil data terhadap semua masyarakat yang ada di rumah itu termasuk Yusak Sondegau. Setelah itu, pak sekurity ada kasih tebu dan anggota ambil dan mereka isap tebu itu, lalu anggota balik ke pos mereka,โ katanya.
Sebelum kembali, kata dia, aparat sempat bilang semua masyarakat masuk ke dalam rumah tersebut.
โKemudian masyarakat masuk, terus Yusak ini dia duduk di halaman rumah itu. Tidak lama kemudian ada bunyi tembakan satu kali, masyarakat pikir tembakan apa tapi ternyata tembakan itu mengenai Yusak Sondegau langsung mati di tempat. Jadi saat itu Yusak tidak pegang alat tajam atau senjata. Jadi saat itu dia hanya mengenakan pakaian hitam, jaket dan sepatu lumpur dia duduk di halaman rumah,โ ungkapnya.
Berita penembakan langsung diperoleh pihak gereja dalam hal ini Pastor Paroki Bilogai dan kepala distrik Sugapa.
โSetelah ditembak informasi penembakan itu didengar oleh pihak gereja maka rombongan Pastor Paroki dan rombongan kepala distrik Sugapa mereka turun dan evakuasi mayat ke RSUD Intan Jaya dan tim medis melakukan penanganan tapi dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya mayat dipulangkan ke rumah keluarga di Yokatapa,โ katanya.
Nabi Sondegau, salah seorang keluarga korban meminta Panglima Komando Daerah Militer atau Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan segera klarifikasi atas pembohongan publik yang disampaikan beberapa waktu lalu.
โKami keluarga korban membantah pernyataan dari Pangdam VXII/Cendrawasih yang menyatakan Yusak Sondegau adalah seorang TPNPB. Itu kami anggap Pangdam melakukan pembohongan publik, sebab Yusak adalah warga sipil,โ katanya.
Selain itu keluarga korban meminta kepada Satgas Damai Chartenz dan Pemkab Intan Jaya segera bertanggung jawab atas meninggalnya Yusak Sondegau. (*)
Discussion about this post