Sentani, Jubi – Bagi para sopir Bandara Sentani, Jayapura, lebaran tahun ini tidak begitu menguntungkan dibanding tahun sebelumnya. Jika biasanya para sopir bisa panen pendapatan saat mudik Lebaran, tahun ini tidak demikian.
“Keadaan sekarang ini di Bandara Sentani, khususnya kita sopir taksi Bandara Sentani belum merasakan dampak dari Lebaran tahun ini,” kata Andre Auteres yang sudah 16 tahun jadi sopir taksi Bandara Sentani kepada Jubi, Senin (15/4/2024).
“Biasa kan kalau Lebaran, pasti harus mudik ya, kemudian kebutuhan transportasinya meningkat juga, otomatis itu berdampak ke kami,” kata Andre.
“Memang di tahun ini sangat, sangat berkurang. Jadi untuk Lebaran kali ini kami sulit untuk mendapatkan penumpang, kalau dipersenkan 30 persen,” ujarnya.
“Kendalanya mungkin pertama tiket mahal, otomatis kalau tiket mahal orang mau keluar kota atau berpergian, mereka akan berpikir dua kali, kalau tidak sangat membutuhkan perjalanan itu,” ujarnya.
Andre juga mengatakan untuk arus balik mudik Lebaran saat ini belum terlalu signifikan sehingga belum berdampak kepada sopir taksi bandara.
“Kendaraan sudah semakin banyak, jadi penumpang lebih cenderung menggunakan transportasi online dan lain-lain, jadi kami sopir taksi di bandara ini memang agak kurang untuk mendapatkan penghasilan, seperti tahun-tahun yang lalu,” ujarnya.
Andre menambahkan secara akumulatif rata-rata mendapatkan Rp120 ribu sampai Rp150 ribu per hari, ditambah biaya parkir di bandara dan bahan bakar minyak.
“Itu belum lagi terhitung potongan-potongan, seperti harga parkir kendaraan kami di bandara, oleh Angkasa Pura dipatok harga parkirnya Rp6 ribu per jam. Kalau beruntung dalam seminggu bisa punya penghasilan Rp700 ribu, kalau tidak bisa di bawahnya,” ujarnya.
Hitungan biaya parkir kendaraan itu akumulatif, dari Rp6 ribu, kemudian naik Rp12 ribu, lalu Rp18 ribu, dan seterusnya per jam ditambah Rp6 ribu.
Selain biaya parkir juga kebutuhan BBM. Kalau jarak dekat Sentani Kota rute Waena, pulang-pergi membutuhkan BBM Rp50 ribu. Jika rutenya jauh bisa lebih dari Rp70 ribu.
“Jadi dengan pendapatan rata-rata hanya satu kali lari dengan tarif Rp200 atau Rp250, kami hanya ambil pulang Rp120 ribu dan Rp150 ribu. Sebenarnya harga tarif taksi bandara ini harus dikasih naik,” ujarnya.
Rahman, sopir taksi bandara Sentani lainnya asal Makassar berharap pihak Angkasa Pura bisa membuat regulasi yang memihak pada para sopir taksi Bandara Sentani.
“Mungkin ada peraturan untuk jarak angkut penumpang bagi taksi online. Misalnya jarak 100 meter dari bandara, baru bisa penumpang diangkut sama taksi online, dengan begitu penghasilan kami sopir Bandara Sentani bisa kembali meningkat,” katanya.
Sopir taksi bandara, tambahnya, juga wajib membayar iuran kepada Angkasa Pura. Saat ini ada tujuh CV taksi bandara di bawah naungan Angkasa Pura.
“Kalau kita setiap hari hanya beradu argumentasi dengan transportasi online, itu kan tidak bagus juga,” ujarnya.
Menurutnya tidak ada kebijakan dari pemerintah untuk menaikkan harga tarif taksi online agar persaingan harga taksi bandara dengan taksi online itu bagus.
“Kami juga kalau hari Minggu dapat pesanan dari penumpang yang pergi ibadah, cuma semenjak ada taksi online kami kehilangan pelanggan,” ujarnya. (*)
Discussion about this post