Jayapura, Jubi – Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau DJKN Papua dalam rangka memperingati HUT RI ke-78 menggelar “Lelang dari Timur” berupa bazar UMKM, expo pendidikan, dan seminar di Kantor Keuangan Negara Jayapura, Selasa (15/8/2023).
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Papua, Moudy Hermawan mengatakan kegiatan lelang UMKM ini bukan hanya di Jayapura tetapi juga melibatkan para UMKM di Biak, Sorong, dan Ambon.
“Hal ini agar bagaimana kita memberikan pasar kepada UMKM, yang bersifat lelang produk yang dihasilkan sehingga bisa lebih kompetitif dan menguntungkan bagi UMKM itu sendiri,” katanya.
Lelang ini merupakan produk-produk UMKM yang selama ini menjadi mitra binaan Kementerian Keuangan di wilayah Provinsi Papua, Papua Barat, dan Maluku seperti madu, kopi, olahan bahan makanan hingga kerajinan tangan dengan tujuan setiap UMKM mempunyai pasar dan dapat harga yang lebih bagus.
Selain lelang, digelar juga bazar UMKM di sela-sela kegiatan. Selain itu juga akan dilakukan pemberdayaan dari sisi produktivitas melalui seminar tentang kehalalan dan pembiyaan, agar setiap UMKM semakin baik lagi dalam setiap produksi yang dihasilkan.
“Sejauh ini sudah ada 30-an UMKM yang menjadi binaan dari Kementerian Keuangan. Kegiatan ini konsisten kami lakukan, agar usaha UMKM ini tidak terputus,” katanya.
Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Papua, Papua Barat dan Maluku, Wibawa Pram Sihombing menambahkan kegiatan ini dilakukan guna menunjukkan bahwa UMKM Papua tidak kalah bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia bagian tengah maupun barat.
“Acara ini sering dilakukan, dengan harapan jumlah UMKM yang ikut dan juga yang membeli hingga produk yang terjual semakin bertambah,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan data yang dihimpun oleh kementerian terjadi kenaikan selama dua tahun terakhir mengenai jumlah pelaku UMKM yang menjual produknya secara lelang, jumlah produk, jumlah lot produk yang laku terjual, jumlah frekuensi lelang, dan jumlah hasil lelang.
Jumlah pelaku UMKM naik dari 9 pelaku pada 2021 menjadi 28 pelaku UMKM pada 2022. Jumlah produk yang dijual naik dari 170 lot pada 2021 menjadi 290 lot pada 2022. Sedangkan jumlah produk yang laku naik dari 102 lot di 2021 menjadi 186 lot di 2022. Jumlah frekuensi lelang naik dari 22 frekuensi pada 2021 menjadi 33 frekuensi di 2022.
“Kami harap kenaikan ini semakin bertambah dari tahun ke tahun, bahkan hal ini dapat menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di daerah, mengingat kemampuannya untuk memotret daya beli masyarakat dan situasi perekonomian secara mikro,” ujarnya. (*)