Nabire, Jubi – Salah satu isu yang mengemuka saat ini di Nabire sebagai ibu kota provinsi Papua Tengah adalah naiknya harga tiket pesawat terbang.
Dari pantauan Jubi, jika dihitung tahun 2020, penerbangan dari Nabire ke Jayapura dan sebaliknya hanya ada satu maskapai yakni Wings Air jenis ATR yang melayani rute tersebut. Di mana sebelumnya ada tiga maskapai diantaranya Trigana Air, Nam Air dan Garuda Indonesia.
Belakangan ini maskapai Wings Air terbang dua kali sehari dari Nabire ke Jayapura dan sebaliknya dengan harga tiket Rp 2.407.100 hingga Rp 2.670.100 itu pun harus membeli tiket 2 hingga 3 hari sebelumnya. Jika calon penumpang ingin membeli tiket sehari sebelumnya, tidak akan mendapatkan tiket yang diinginkan.
Atas kondisi ini tidak sedikit warga yang juga mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat terbang ini khususnya untuk penerbangan domestik. Satu di antara warga Nabire Tinus Degei kepada Jubi meminta pemerintah dapat mengintervensi harga tiket pesawat agar mampu dijangkau oleh seluruh masyarakat.
“Kami menyesal dengan harga tiket yang cukup tinggi ini. Coba lihat, ini sudah provinsi tapi pesawat untuk penerbangan domestik hanya satu maskapai (Wings Air), harga juga sangat mahal. Harga tiket penerbangan domestik yang biasanya pulang pergi bisa di bawah dua juta rupiah, tapi sekarang rata-rata di atas dua juta lima ribu rupiah per orang, bahkan bisa mencapai hingga tiga juta rupiah,” katanya, Kamis (16/11/2023).
Ia menambahkan, kenaikan tiket domestik yang menurutnya tidak wajar ini bertolak belakang dengan maraknya promo tiket ke luar negeri dari maskapai luar. Menurutnya, harga tiket untuk penerbangan dengan waktu 1 jam 40 menit itu terbilang sangat mahal.
“Mahal sekali itu. Kita harap ini diintervensi oleh pemerintah terutama ibu Pj Gubernur harga tiket pesawat agar stabil lagi,” katanya.
Dia menambahkan, kenaikan harga tiket pesawat itu membuat warga kesulitan untuk mengakses penerbangan.
“Idealnya, bandara kecil begini dengan jarak tempuh yang pendek, harga tidak semahal itu. Harus lebih murah lagi. Harus lebih murah lagi, agar terjangkau bagi masyarakat,” ujarnya.
Warga lainnya Makarius Mote yang berada di bandara Nabire mengatakan, sejumlah kalangan memprediksi, jika mahalnya harga tiket saat ini terus berlangsung, maka dipastikan akan berdampak langsung pada menurunnya jumlah penumpang.
Dari 72 seat (kursi) pesawat jenis ATR yang melayani rute Nabire ke Jayapura setiap harinya 80 persen terisi. Namun, didominasi pejabat pemerintah provinsi Papua Tengah maupun pejabat dari lima kabupaten yakni Nabire, Deiyai, Dogiyai, Intan Jaya dan Paniai jika ada pertemuan atau kegiatan di Jayapura maupun luar Papua.
“Saat ini kita tahu bahwa pesawat yang aktif melayani penerbangan antar kabupaten baik dari Nabire ke Timika, Nabire ke Manokwari dan Nabire ke Jayapura yang paling aktif adalah Wings Air. Namun harga tiket melambung tinggi di atas Rp 2,5 juta,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan konfirmasi ke pemerintah provinsi Papua Tengah maupun pemerintah kabupaten Nabire belum juga dijawab. (*)