Jayapura, Jubi – Pasar Mama-mama Papua di jalan Percetakan di Kota Jayapura masih tetap eksis. Mereka mulai berdagang pukul 15.00 WP hingga pukul 23.00 WP (Waktu Papua) malam. Pasar tradisional mama-mama Papua yang diresmikan pada 2018 itu, sampai sekarang masih tetap berfungsi dan berjalan lancar.
Hal itu disampaikan Mama Martina Sawen saat ditemui Jubi di Pasar Mama-mama Papua, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (14/9/2023) siang.
Mama Sawen, pedagang asli Papua di Pasar Mama-mama Papua itu mengatakan, setiap pagi hari mama-mama pedagang asli Papua di Pasar Mama-mama Papua mulai mempersiapkan barang dagangan mereka, seperti sayur-sayuran, pinang, sagu, ikan asap/asar dan buah-buahan dan berbagai barang dagangan khas Papua lainnya.
“Mama-mama dorang ada cari jualan [beli], di pasar Youtefa, pasar Hamadi sampai ke Koya. Ada juga yang ambil di kebun,” katanya.
Mama Sawen (64) memiliki kios letaknya di sudut pasar Mama-mama Papua, dia menjual berbagai minuman dingin, cemilan dan rokok. Mama Sawen mengatakan, modal yang ia keluarkan senilai Rp.950 ribu dan keuntungan kasar berkisar Rp450 ribu sampai 600 ribu per hari.
Hal senada juga disampaikan, mama Agustina Mote saat di jumpai jubi.id di Pasar Perjuangan Mama-mama Papua itu. “Pasar buka, pukul 15:00 WP,” katanya.
Selain itu kata dia, karena banyak pasar pagi di kota Jayapura, provinsi Papua sehingga, Mama-mama pedagang asli Papua yang berdagang di Pasar Mama-mama Papua, berjualan di sore hari hingga malam.
“Ada pasar pagi di Hamadi, Youtefa, dan Kodam sehingga, Mama-mama berjualan sore sampai malam,” katanya.
Pantauan Jubi, di pasar yang diresmikan pada 2018 silam itu, terpantau sepi tanpa ada aktivitas jual-beli. Meja-meja jualan masih tertutup tenda terpal dan baner. Selain itu, ada juga Mama-mama sudah mempersiapkan barang dagangan mereka.
“Sambil tunggu, mama buka-buka kulit kayu. Setelah kering nanti mama pintal dia jadikan benang untuk bikin noken,” kata mama Mote.
Mama Mote, di pasar khusus pedagang asli Papua di pusat kota Jayapura itu, menjual ayaman noken yang terbuat dari kulit kayu, juga menjual benang noken harga berkisar Rp50 ribu sampai Rp200 ribu sesuai ukuran. Selain itu, Mama Mote juga menjual anting-anting yang terbuat dari benang dan kulit bia dengan harga Rp50 ribu, termasuk kalung dan gantungan kunci juga punya harga yang sama.
Mama Mote mengatakan, anyaman noken yang di jual merupakan hasil anyamannya sendiri. “Mama hanya beli kulit kayu Rp100 satu ikat,” katanya.
Mama Mote mengatakan, dari satu ikat kulit kayu, mama bisa menghasilkan dua noken ukuran kecil yang dijual Rp.100 sampai 150 dan ukuran besar 200 sampai Rp1 juta.
Mama Mote dan Mama Sawen mengatakan, mereka berjual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka seperti, biaya makan dan minum, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan kebutuhan keluarga lainnya.
Pasar Mama-mama Papua di jalan percetakan, Kota Jayapura, Provinsi Papua itu, Mama-mama jua ada yang menjual sagu, ikan asap, pinang, sayur-sayuran seperti, dan berbagai buah-buahan. Pasar khusus pedagang asli Papua di pusat kota Jayapura itu, di bangun tiga tingkat, dilengkapi dengan toilet, saluran air, tempat sampah, ATM dan pos jaga.(*)