Jayapura, Jubi – Tingkat Okupansi atau hunian kamar dalam triwulan terakhir meningkat pada sejumlah hotel di Kota Jayapura, Papua. Tingkat kenaikan okupansinya berada pada kisaran 35 persen hingga 50 persen dari jumlah keterisian kamar yang tersedia pada tiap hotel.
Satria, Front Office Manager Suni Hotel dan Convention Abepura pada Senin (18/9/2023) mengatakan, okupansi di hotelnya meningkat pada triwulan terakhir. Ia merinci pada Juni tingkat okupansi mencapai 35,53 persen. Lalu pada Juli tingkat hunian kamar mengalami kenaikan lagi menjadi 38,55 persen, dan pada Agustus naik lagi menjadi 50,03 persen. Sedangkan per tanggal 17 September 2023, Satria memperkirakan tingkat okupansi sudah mencapai pada angka 48,14 persen.
“Sementara itu untuk tanggal 18 September 2023, kami belum bisa memastikan karena masih running [sedang berjalan],” katanya saat ditemui di Suni Hotel & Convention Abepura pada Senin.
Menurutnya, kenaikan hunian hotel pada Agustus 2023 dikarenakan anggaran dari pemerintah sudah keluar. Sehingga event-event yang dilaksanakan oleh pemerintah sangat mempengaruhi keterisian hotel.
Senada disampaikan Deni Syahputra, Front Office Supervisor Hotel Horison Ultima Papua, bahwa di hotel tempatnya bekerja ada kenaikan pada keterisian hunian kamar hotel. Ia menyebut dari 121 kamar yang dikelola Hotel Horison Ultima Papua dengan lima tipe kamar, masing-masing kamar tipe deluxe, horison room, junior suite, dan executive suite. “Horison suite yang merupakan tipe kamar tertinggi di hotel kami [Hotel Horison Ultima Papua],” ujarnya.
Deni menambahkan tingkat hunian kamar terisi karena event-event yang diselenggarakan perusahaan atau pemerintah. “Kita mulai naik kemarin di pertengahan bulan Juli sampai dengan bulan ini [September],” katanya.
Di awal tahun, kata Deni, jumlah tamu sangat rendah dan masih sepi untuk hunian kamar. Lalu, pada triwulan terakhir ini, ia mengaku okupansi hotel mengalami kenaikan. Namun, untuk bulan September belum bisa ditentukan angka pastinya, mengingat masih bulan berjalan. “Bila dijumlah semua sekitar 62 persen hunian kamar hotel per 17 September 2023,” ujarnya Deni.
“Triwulan pertama rata-rata di bawah 50 persen, kemudian triwulan kedua clossing [tutup] bulan Juni berada sekitar 55 persen,” katanya.
Deni mengaku, untuk para tamu yang menginap di Hotel Horison Ultima Papua dimanjakan sejumlah fasilitas dan promo. Para tamu yang menginap akan mendapat sejumlah fasilitas secara gratis yaitu fitnes, sauna, dan gym yang terletak di lantai 3. Kemudian ada juga Sky Rooftop dengan pemandangan menajubkan pada malam hari. Tiap weekend atau akhir minggu ada penampilan disk jokey atau DJ serta live accoustic pada 16.00 hingga 11.00 WP atau jam 6 sore hingga 11 malam waktu di Papua.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan sejumlah fasilitas untuk keluarga yang ingin berakhir pekan, yaitu khusus pada Sabtu yaitu “Kids Cinema” dan untuk Minggu “The Kids Montessori” seperti menggambar, melukis dan mewarnai, juga meracik makanan.
“Termasuk juga kita sediakan hadiah-hadiah untuk anak-anak,” katanya.
Hal berbeda disampaikan Yanlevi I. Pattinasarany, Executive Assisten Manager Hotel Aston Kota Jayapura mengatakan okupansi di hotelnya tidak begitu signifikan.
“Hingga saat ini belum terlalu baik, kami masih berjalan di angka 42 persen dalam tiga bulan terakhir dari 116 kamar yang tersedia,” katanya.
Pattinasarany menyebut, ada enam tipe kamar yang disiapkan seperti superior 22 kamar, deluxe 40 kamar, premier deluxe 20 kamar, junior suite dan presiden suite masing-masing 1 kamar, serta kamar studio dan studio style berjumlah 32 kamar.
“Kemarin itu kebetulan ada event dari kementerian sehingga menaikkan angka okupansi di angka 42 persen. Namun bila dirata-ratakan dari awal bulan hingga per 17 September, masih berada di range 30 persen,” ujarnya.
Menurutnya yang mempengaruhi angka okupansi di hotelnya masih berada pada angka 30 persen, dikarenakan pada awal tahun sempat terjadi gempa bumi dan belum banyak kegiatan dari pihak pemerintah maupun pihak swasta. Melihat kondisi Hotel Aston Jayapura yang terdiri dari 13 lantai, tamu sedikit was-was atau khawatir bila ada terjadi goncangan lagi.
“Tapi kami menjamin hal itu [getaran] puji Tuhan untuk saat ini tidak terlalu berpengaruh. Bangunan [hotel] kami tetap kokoh berdiri,” ujarnya.
Selain itu ia mengatakan, sebelum penetapan Pj Gubernur Papua definitif, sehingga kegiatan-kegiatan dari pemerintah provinsi masih kurang yang ikut berpengaruh terhadap okupansi hotel itu.
Untuk menarik tamu menginap di Hotel Aston Jayapura mengatakan dari segi makanan yang tersedia disesusuaikan dengan lidah orang Indonesia. Kemudian harga yang ditawarkan pun cukup kompetitif, juga pelayanan antar jemput bandara yang bisa diperoleh tamu hotel.
Sebelumnya Ketua PHRI Papua, Abdul Rajab pada Senin (13/2/2023) mengatakan, tingkat hunian hotel di triwulan pertama setiap tahunnya memang tidak terlalu ramai.
Apalagi saat itu Kota Jayapura dan sekitarnya dilanda bencana gempa bumi yang terjadi sejak 2 Januari 2023 lalu, sehingga hal itu juga cukup mempengaruhi tingkat hunian.
“Sedikit banyaknya pasti ada pengaruh akibat gempa, di satu sisi ada beberapa hotel yang kamarnya tidak dijual dulu karena retak akibat gempa. Sehingga memang di triwulan pertama okupansi hotel agak menurun, dikaitkan dengan bencana alam gempa, bisa saja ada kaitannya,” katanya.
Pasalnya, hotel-hotel berlantai lebih dari satu pasti membuat orang atau tamu berpikir untuk menginap khususnya di wilayah Jayapura dan sekitarnya.
Bisnis perhotelan di Januari dan Februari 2023 memang masih belum terlalu ramai, namun tidak separah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau tingkat hunian di awal tahun ini paling baru 30 persen dan itu hanya untuk biaya operasional saja. Artinya, listrik, gaji karyawan yang paling besar, pajak yang menjadi kewajiban,” ujarnya. (*)