Jayapura, Jubi – Dulu rumah bulat ini peninggalan tantara Sekutu dalam Perang Dunia Kedua, 1944 di Hollandia. Usai PD II, Belanda kembali dan Meneer Mersicht membuka toko yang disebut toko Mersicht Polombay.
“Dulu ada dua rumah bulat tetapi sudah dibongkar dan tinggal satu rumah saja, sebab orang tua kami bilang tetap jaga dan rawat rumah bulat ini,” kata Korneles F, saat dijumpai Jubi di Telaga Maya, Kamis (6/10/2022) pagi.
Dia menambahkan toko ini dulu di zaman Nederlands Nieuw Guinea, orang-orang dari Hollandia (Kota Jayapura sekarang) dan pada 1962 tokoh rumah bulat ini ditutup jelang 1 Mei 1963.
“Orang tua kami cerita setiap Minggu tempat ini jadi lokasi wisata dan banyak warga Belanda bermain ski air di Danau Sentani,” katanya.
Dia menambahkan beberapa waktu lalu, Tuan Mersicht berkunjung kembali ke Kota Jayapura dan membantu memberikan keterangan tentang toko dan kontrak lahan waktu itu.
“Beliau merasa senang bisa berkunjung kembali ke Telaga Maya,” kata Korneles bangga.
Toko Polombay, dulunya biasa menjual minuman dan makanan ringan bagi para pengunjung yang hendak piknik di Telaga Maya atau Taman Polombay. Mendiang Dirk Puhiri pernah menjadi salah satu karyawan di Toko Polombay sampai dengan tahun 1962.
Catatan Jubi di Kota Jayapura, model rumah bulat peninggalan PD II sudah semakin menghilang. Perumahan bulat di Pelabuhan Jayapura dari tadinya sebanyak 14 rumah bulat, sekarang hanya tinggal tersisa satu. Begitupula rumah bulat di Bekang Kodam XVII Cenderawasih di Paldam. Umumnya hampir sebagian besar rumah bulat di Kota Jayapura sudah semakin dibongkar dan dipugar sesuai zamannya. (*)