Asmat, Jubi – Festival budaya Asmat, Papua yang diselenggarakan setiap tahun siap digelar kembali pada tahun ini. Acara budaya tersebut akan berlangsung dari 6 hingga 12 Oktober 2022.
Bupati Asmat, Elisa Kambu kepada Jubi di Agats, Selasa (27/9/2022) menyatakan, Keuskupan Agats selaku penyelenggara hajatan budaya tersebut telah menyebarkan undangan ke sejumlah kabupaten, provinsi hingga pusat. Pemerintah daerah setempat mendukung festival budaya Asmat dari sisi anggaran.
“Kesiapan kita sudah 80 persen. Undangan sudah disebarkan. Keuskupan bersama kita (pemerintah daerah) akan melaksanakan festival ini. Setiap tahun kita laksanakan, hanya saja beberapa tahun terakhir ditunda karena pandemi Covid,” kata Kambu.
Bupati Kambu mengatakan, peserta festival merupakan para seniman dari kampung-kampung di Kabupaten Asmat. Pada tahun ini, peserta yang terdaftar mencapai 400 orang. Mereka terdiri atas 200 pengukir, 150 orang penganyam, 150 pendayung perahu tradisional dan sisanya para penari.
“Peserta dari kampung-kampung akan datang ke Agats sebelum pembukaan tanggal 6 Oktober. Jadi antara 1 hingga 4 Oktober mereka sudah di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. Kita akan siapkan akomodasi makan minum untuk mereka,” tuturnya.
Beberapa bulan sebelumnya, kata Kambu, panitia festival budaya Asmat telah melakukan seleksi terhadap hasil ukiran dan anyaman masyarakat di sejumlah distrik, seperti di Primapun, Basim, Atsy, Sawa Erma, Agats dan Jetsy.
Ukiran dan anyaman yang telah diseleksi akan dinilai oleh tim penguji pada saat pelaksanaan festival budaya di Agats. Karya yang masuk nominasi juara 1, 2 dan 3 akan dipajang di museum Agats. Sedangkan yang tidak masuk nominasi akan dilelang menjelang penutupan festival budaya tersebut.
“Ada hal-hal yang menarik yang disajikan para seniman, seperti manuver perahu, eksebisi pengukir, tarian, anyaman dan ukiran. Lalu lelang dari hasil anyaman dan ukiran itu seru. Kita berharap tamu undangan bisa membeli hasil karya masyarakat, sehingga ikut mendongkrak ekonomi mereka,” ujarnya.
Kambu menambahkan, perjalanan dari dan ke Agats, ibu kota Kabupaten Asmat kini tidak susah lagi. Melalui laut, ada tiga kapal Pelni yang rutin masuk Agats.
Dari sisi transportasi udara, pemerintah setempat telah membangun bandara Ewer yang lebih representatif di sana. Penerbangan dari Merauke ke Agats pun rutin setiap hari, begitu pun dengan penerbangan dari Timika, Kabupaten Mimika.
“Selama ini kendala ke Asmat itu transportasi. Sekarang transportasi sudah lancar. Pesawat dari Merauke setiap hari, dari Timika juga lancar. Apalagi untuk mendukung festival ini, kita dorong penerbangan rutin. Terus dari sisi transportasi laut juga lancar. Kami yakin akan ada banyak tamu yang datang, apalagi dua tahun terakhir kita tidak selenggarakan karena pandemi. Tahun ini kami pastikan pengunjung melonjak,” tutupnya. (*)