Merauke, Jubi – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan – Dispar Kabupaten Merauke, Papua menerima alokasi dana Otonomi Khusus (Otsus) dari Pemerintah Provinsi Papua sebesar Rp2.000.700.000 atau Rp2 miliar di tahun anggaran 2022.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispar) Kabupaten Merauke, Benhur Rentandatu menyatakan dana Otsus tersebut dianggarkan tiga kegiatan atau program yang diprogramkan oleh dinas setempat. Sasaran dana Otsus itu untuk menyentuh orang asli Papua di Kabupaten Merauke.
“Tahun anggaran 2022 adalah tahun pertama Dinas Pariwisata Merauke diberikan alokasi dana Otsus sebesar Rp2 miliar 700 ribu rupiah,” kata Benhur kepada Jubi di Merauke, Rabu (7/9/2022).
Benhur merincikan, dana Otsus tersebut pertama dialokasikan untuk pembangunan tempat jualan mama-mama Papua di Kabupaten Merauke sebanyak delapan unit. Kedua, bantuan untuk pelaku usaha ekonomi kreatif khusus orang asli Papua sebanyak 30 kelompok.
Tiap kelompok memperoleh bantuan sebesar Rp10 juta, namun tidak diberikan dalam bentuk uang. Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan peralatan dan atau bahan baku usaha.
“Total untuk pelaku usaha ekonomi kreatif itu Rp300 juta. Kami identifikasi kebutuhan yang mereka butuhkan. Dan yang ketua, Rp200 juta untuk pemandu wisata khusus orang asli Papua. Untuk tiga item ini totalnya Rp2 miliar 700 ribu rupiah,” sebut Benhur.
Selain dari Pemerintah Provinsi Papua, kata Benhur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengalokasikan dana sebesar Rp800 juta ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke untuk mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku usaha pariwisata. Dana tersebut membiayai lima kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas pelaku usaha pariwisata di Merauke.
“Kami sudah menyelesaikan 4 pelatihan, tinggal 1 lagi. Total dana kurang lebih 800 juta. Ini langsung dialokasikan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Dinas Pariwisata Merauke,” kata dia.
“Komitmen Dinas Pariwisata dalam rangka memajukan pariwisata tidak hanya menyiapkan obyek-obyek wisata secara fisik, tapi kami juga menyiapkan SDM pelaku usaha pariwisata. Dan secara khusus juga kami menyiapkan pelaku usaha pariwisata orang asli Papua yang mengelola obyek-obyek wisata. Sangat penting bagi kita untuk menyiapkan mereka secara baik,” sambungnya. (*)