Wamena, Jubi – Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Elia Tabuni mengatakan, rendahnya kesadaran masyarakat di Wamena untuk melakukan imunisasi, dikarenakan saat pandemi Covid-19 banyak warga yang menolak, sebab isu yang berkembang bahwa imunisasi tersebut adalah vaksin Covid-19.
Elia Tabuni mengatakan pihaknya melihat bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) untuk Kabupaten Jayawijaya berada di angka 5 persen lebih, ini menjadi satu alasan Dinkes Pemprov Papua datang dan melihat secara langsung situasi serta kondisi di lapangan.
“Saat ini kami melakukan upaya koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, dan juga melibatkan lintas sektor untuk memberikan dukungan dalam hal cakupan imunisasi, khususnya agar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bisa tercapai sesuai target yang ada,” katanya, saat ditemui di Wamena, Rabu (31/8/2022).
Dinkes Pemprov Papua mengharapkan agar cakupan IDL di setiap kabupaten/kota di Papua, bisa mencapai di atas 70 persen untuk titik aman, karena 70 persen itu sudah mencakup semuanya. Contohnya untuk wilayah Saireri dan dan Animha yang sudah mencapai target 70 persen bahkan lebih, sehingga fokus dari Dinkes Provinsi Papua sekarang ada di wilayah Lapago dan Meepago.
“Wilayah Lapago dan Meepago menjadi perhatian karena selain cakupan rendah, kami juga melihat daerah ini cukup sulit dari segi geografis dan keamanan,” katanya.
Sementara itu, Asisten I Setda Jayawijaya, Tinggal Wusono mengatakan untuk program BIAN dan BIAS memang sudah berjalan. Pemkab Jayawijaya melalui Dinas Kesehatan tinggal melakukan optimalisasi hingga 13 September yang menjadi batas akhir program ini. Saat ini, pihaknya sengaja mengumpulkan lintas sektor agar dalam waktu pelayanan imunisasi bisa dimaksimalkan.
“Kami [pemerintah] tentunya, khususnya dari Dinas Kesehatan akan memetakan lokus-lokus yang akan menjadi sasaran, sehingga paling tidak mendekati target yang diharapkan pemerintah pusat,” katanya. (*)