Jayapura, Jubi – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Cenderawasih, Salmon Wantik meminta Pemerintah Provinsi Papua, Majelis Rakyat Papua, dan DPR Papua untuk membangun patung budayawan Papua Arnold Clemens Ap. Wantik mengusulkan patung Arnold Ap itu nantinya ditempatkan di depan Museum Etnologi Universitas Cendrawasih, Abepura, Kota Jayapura.
Arnold Ap adalah budayawan, kurator, musisi, dan sastrawan yang ditembak mati oleh Kopassandha. Jenazahnya ditemukan di Base G, Kota Jayapura, Papua, pada 25 April 1984. Ia seorang tokoh yang menginisiasi grup musik Mambesak pada 1978. Melalui musiknya, Mambesak telah mengangkat harkat dan martabat orang Papua
Salmon Wantik menyatakan ketokohan Arnold Clemens Ap sangat layak diabadikan dengan membangun patung budayawan yang pernah menjadi kurator Museum Etnologi Universitas Cendrawasih (Uncen) itu. “Arnold Ap adalah budayawan, antropolog, dan musisi West Papua. Arnold juga merupakan ketua grup Mambesak, dan kurator Museum Universitas Cenderawasih,” kata Wantik.
Wantik juga meminta Rektor Uncen mengabadikan nama Arnold Ap sebagai nama salah satu bangunan di lingkungan kampus Uncen. “Itu untuk mengenang budayawan Arnold Clemens Ap, karena karya beliau mengangkat harkat dan martabat orang Papua,” ujarnya.
Wantik mengingatkan para pejabat Papua hari ini, termasuk anggota Majelis Rakyat Papua dan DPR Papua, untuk tidak tinggal diam duduk di kursi empuk. Para pejabat itu seharusnya memiliki konsep untuk mengenang perjuangan Arnold Clemens Ap. “Sebab kalau Arnold Ap tidak bekerja sebagai kurator atau mendirikan Mambesak, orang Papua sudah hilang dalam pusaran budaya global atau dominasi dari budaya suku bangsa tertentu di Indonesia,” katanya.
Wantik mengagumi sosok Arnold Ap yang dengan konsisten memperkenalkan budaya Papua dalam acara radio Pelangi Budaya dan Pancaran Sastra yang diasuhnya. “Arnold merupakan teladan bagi generasi muda Papua dalam mengembangkan budaya Papua sebagai identitas [orang Papua],” katanya.
Salah satu warga Kota Jayapura, Abner Rumbiak mengatakan kematian Arnold Clemens Ap adalah duka panjang orang Papua. Rumbiak menyatakan duka itu panjang bukan hanya karena Arnold Ap dibunuh, namun karena banyak orang merindukan apa yang diperjuangkan Arnold Ap.
“Lagu lagu Mambesak, karya, koleksi budaya sebagai kurator, beliau menunjukan bahwa kita adalah bangsa yang besar, dengan kebudayaan kita yang kaya raya. Kita wajib melestarikannya,” kata Rumbiak. (*)
Discussion about this post