Jayapura, Jubi – Karyawan dan gerenal manajer Hotel Maxone membantu membersihkan Vihara Arya Dharma di di Jalan Ring Road Jayapura, Wahno, Viharaaryadharma, Kota Jayapura, Jumat (9/2/2024).
General Manager Hotel Maxone Kota Jayapura Bernard Penaumang saat ditemui Jubi pada Jumat (9/2/2024) mengatakan kegiatan ‘bersih-bersih’ Vihara itu sudah menjadi program kerja tahunan karyawan hotelnya dan sudah rutin dilakukan.
“Semua tim dari Hotel Maxone ikut terlibat, bersih-bersih Vihara Arya Dharma dalam rangka untuk besok Hari Raya Gong Xi Fa Cai,” katanya.
Menurut Bernard kegiatan itu dilakukan sebagai komitmen untuk menjaga kebersamaan umat beragama di Kota Jayapura, terlebih khusus dalam kegiatan-kegitan keagamaan.
“Jadi bukan hanya saat hari raya Gong Xi Fa Cai saja, hari raya lain seperti Lebaran (Idul Fitri) dan Natal kami juga akan bantu bersih-bersih. Kalau ada hari raya lebaran [Idul Fitri] atau Natal kami akan cari masjid atau gereja terdekat untuk kami bantu bersih-bersih,” ujarnya.
Kegiatan membersihkan tempat ibadah pada hari besar keagamaan itu, kata Bernard sudah rutin dilakukan karyawan Hotel Maxone Jayapura sejak hotel itu beroperasi pada 2022.
“Program kami seperti itu, jadi di sini kami dari semua tim karyawan Hotel Maxone Kota Jayapura ikut terlibat dalam program ini,” ujarnya. “Program kami ini bertujuan untuk tetap menjaga kebersamaan dan keberagaman umat beragama yang berada di Kota Jayapura,” ujarnya.
Pengurus Vihara Arya Dharma Romo Aan juga mengatakan Tahun Baru Imlek 2024 akan dirayakan tidak hanya Konghucu, tetapi juga bersama-sama orang Tionghoa dari berbagai agama, seperti Islam, Katolik, Protestan, dan Buddha. Kegiatan diadakan di Vihara Arya Dharma pada Sabtu (10/2/2024).
“Di Papua ini kan orang Cina yang memeluk agama Konghucu ada beberapa saja, makanya tidak bisa mewakili. Jadi orang Cina yang muslim ibadah di majid, yang Katolik di gerejanya, dan yang beragama Buddha di Vihara. Nah kalau kondisi seperti ini orang Cina mau di Vihara juga tidak apa, Vihara ini kan umum untuk yang muslim, Kristen, untuk besok juga ada yang dari katolik, dari muslim juga datang ke Vihara,” ujarnya.
Romo Aan menambahkan sebenarnya zaman dulu Imlek sebetulnya hari raya musim semi atau musim panen yang melimpah dan dirayakan untuk mengucap syukur. Di Indonesia Imlek kemudian dijadikan hari raya dan sekarang diambil dan dipakai untuk hari raya Konghucu, karena Konghucu lebih cenderung ke adat istiadat.
“Di sini untuk toleransi beragama, jelas di Papua ini lebih dijunjung tinggi, para tokoh agamanya lebih didengar dan dihormati ketimbang [tokoh] pemerintahan,” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!