Warga tuturkan kronologi penembakan yang menyebabkan Tarina Murib meninggal

Tarina Murib
Nerce Telenggen, salah satu warga sipil yang menjadi korban penembakan yang terjadi di Kampung Pamebut, Distrik Yugumoak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah pada 3 Maret 2023. - Istimewa

Jayapura, Jubi – Eskalasi konflik bersenjata bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB dan aparat keamanan TNI/Polri di Kampung Pamebut, Distrik Yugumoak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah pada 3 Maret 2023 lalu menyebabkan seorang warga bernama Tarina Murib meninggal dunia karena terkena tembakan. Sejumlah delapan warga lainnya juga terluka karena tembakan.

Salah seorang korban yang tertembak dalam rangkaian peristiwa pada 3 Maret 2023, Nerce Telenggen menceriterakan kronologi penembakan Tarina Murib. Nerce Telenggen menuturkan dirinya pada 2 Maret 2023 bermalam bersama Tarina Murib dan anak-anak mereka di dalam honai yang sama.

Telenggen bercerita, pada 3 Maret 2023 pagi, ia dan Tarina Murib bangun sekitar pukul 05.00 WP. “Sekitar pukul 05.00 WP, kami baru bangun tidur.  Saya tidur satu honai bersama Tarina Murib. Setelah bangun pagi, saya menyalakan api di tungku, sementara Ibu Tarina Murib keluar dari honai untuk buang air kecil,” tutur Telenggen.

Telenggen menyatakan beberapa saat setelah Tarina Murib keluar dari honai, ia mendengar bunyi tembakan. Mama Tarina Murib masuk lagi ke dalam honai dalam kondisi terluka karena tembakan, dan Nerce Talenggen langsung memeluknya.

“Yang kena [tembak] dia [Tarina Murib] duluan, lalu dia masuk [kembali ke dalam honai]. Tidak ada nama lain, saya berseru ‘dalam nama Yesus, dalam nama Yesus’, langsung saya peluk [Mama Tarina Murib. Saya berseru] ‘Aduh Tuhan’.  [Akan tetapi, ada tembakan lagi] langsung kena tangan [kanan saya]. Ketika saya mau berbalik, ternyata di [bagian] belakang, [di sisi kiri perut saya] sudah pendarahan juga,” kata Nerce Telenggen.Di dalam honai itu, Nerce Telenggen lantas merangkul anak-anaknya. “Saya langsung pegang sa pu anak-anak. [Saya bilang kepada anak-anak saya], ‘mama sudah kena tembakan, jadi kamu semua datang di depan saya’. Saya kumpul mereka semua, kami enam orang [di dalam honai],” kata Nerce Telenggen.

Setelah menenangkan anak-anaknya agar tetap duduk di dalam honai, Telenggen memberanikan diri untuk keluar dari honai. “Dalam pergumulan [batin saya], saya akhirnya berseru ‘dalam nama Yesus, dalam nama Yesus’ dengan suara besar. Anggota [aparat keamanan] takut, senjata [mereka] dalam berdiri begini,” tutur Telenggen yang dengan tangannya memperagakan arah moncong senapan yang mengarah ke atas.

Saat itu Telenggen tidak melihat ada anggota kelompok bersenjata TPNPB, dan ia melihat beberapa aparat keamanan. Sejumlah aparat keamanan itu memanggil Nerce Telenggen agar mendekat. “Mereka panggil [saya]. ‘Mari ibu, bawa anak-anak semua’,” kata Nerce menirukan ucapan aparat keamanan. Ia lantas mebawa anak-anaknya keluar dari honai.

“Mereka memberikan makanan itu air minum dan wafer. Saya mengambil wafer itu, kemudian saya berdoa dan memberikannya kepada anak-anak saya, dan mereka makan” katanya.

Telenggen mengatakan ia sempat ditanyai aparat keamanan itu. Mereka bertanya apakah Telenggen mengetahui tempat tinggal Kalenak Murib dan anggota TPNPB lainnya. “Saya bilang ke aparat, mereka punya rumah jaraknya jauh dari kami [yang] tinggal di sini. Kalau mereka datang, paling [melintas dengan] cepat saja, baru mereka jalan lagi,” katanya.

Telenggen menjelaskan ia ingin pergi ke Kampung Gibobak di Distrik Sinak, Puncak, untuk dirawat di rumah sakit. Telenggen mengatakan bahwa, tangannya terkena tembakan, jadi ia harus mendapatkan perawatan medis. Aparat keamanan itu lantas menelepon tim medis yang kemudian datang ke Pamebut dan mengobati luka tembaknya.

Lalu, Nerce Telenggen membawa anak-anakknya berjalan ke arah Kampung Gibobak. Sepanjang perjalanan itu, Telenggen terus doa agar dikuatkan untuk menempuh perjalan tersebut.

“Selama didalam perjalan saya hanya berdoa sepanjang jalan, apakah saya bisa samapai di rumah sakit atau tidak. Terpaksa  saya jalan pelan-pelan menuju ke rumah sakit yang terletak di Kampung Gigobak untuk mendapatkan pengobatan,” katanya.

Pada 6 Maret 2023, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman menyatakan warga yang tewas di Kampung Pamebut pada 3 Maret 2023 terluka karena tembakan anggota TPNPB. Ia menyatakan seorang prajurit Satuan Tugas Batalion Infantri Raider 303/ Setia Sampai Mati dari Jawa Barat juga meninggal dunia dalam kontak tembak di Kampung Pamebut itu.

Herman menjelaskan kontak tembak itu bermula setelah TPNPB menembak warga sipil bernama TM di Kampung Pamebut. Ia menyatakan aparat TNI berupaya mengevakuasi korban ke puskesmas, namun malah diadang dan ditembak kelompok TPNPB.

“Insiden itu mengakibatkan Praka JM tertembak dan akhirnya terjadi kontak tembak. Prajurit Praka JM yang tertembak berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sinak, namun dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. Demikian pula warga sipil TM yang ditembak KST dinyatakan meninggal dunia,” kata Herman.

Di pihak lain, pemimpin TPNPB Komando Daerah Perang Sinak, Brigadir Jenderal Kalenak Murib  membantah pernyataan TNI itu. Ia balik menuding  pihak yang menembak warga sipil itu justru pasukan TNI.

“Kami membantah pernyataan aparat kolonial Indonesia yang mengatakan TPNPB menembak warga sipil. Kami tidak pernah menembak warga sipil atau membakar rumah warga. Penembakan terhadap warga sipil itu dilakukan prajurit TNI saat mereka mau mengejar kami,” katanya.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyeru agar aparat keamanan mengusut tuntas terkait kasus penembakan yang menyebabkan Tarina Murib meninggal dunia dan delapan warga sipil lainnya terluka. “Jangan langsung buru-buru mengeluarkan kesimpulan sebelum adanya penyelidikan yang menyeluruh sesuai prosedur yang berlaku,” kata Usman kepada Jubi melalui layanan pesan WhatsApp pada Rabu (8/3/2023). (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250