Jayapura, Jubi – Koordinator Pemuda Puncak Timur Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua, Neison Telenggen mengatakan, saat mengejar Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI) menembak dan memutilasi seorang ibu bernama Tarina Murib, berusia 35 tahun, agama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer, Tabia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Selain itu, delapan warga sipil lainnya mengalami luka tembak saat warga hendak melarikan diri dari kontak tembak antara TPNPB dan TNI. pada Jumat (3/3/2023).
“Setelah dicari jasadnya yang sempat hilang, namun warga menemukannya pada hari sabtu 4 Maret 2023. Jasad Ibu Tarina Murib ditemukan dalam keadaan telanjang dan kepala korban terpotong dan hilang, setelah ketemu kemudian aparat keamanan memerintahkan kepada pendeta agar jasad ibu Tarina Murib diperabukan, pada sabtu (4/3/2023), ”katanya kepada Jubi melalui pesan WhatsApp, Minggu (5/3/2023).
Telenggen mengatakan, penembakan ini dilakukan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat sipil di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak. korban berjatuhan yang mengalami luka tembak terdiri dari bapak-bapak, ibu rumah tangga hingga pelajar dari anggota jemaat GKII dan Kingmi Papua.
Korban pertama adalah Nerce Telenggen berusia 33 tahun mengalami luka berat, ditembak dibagian perut dan di tangan kanannya peluru masih ada, Agama Kristen Protestan, Anggota Jemaat (GKII) Gereja Pamebut, Kampung Pamebut Distrik Yugumuak. Kemudian, Juan Amelson Murib tembakan kena peluru di bagian telapak tangan, untuk sementara ini peluru masih ada ditangannya.
Korban berikutnya adalah Rasna Kogoya, 12 tahun, terkena tembakan satu peluru di bagian kaki, ia beragama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer Tabia Desa Pemebut Distrik Yugumuak.
“Korban berikutnya adalah Rodinus Murib berusia 18 Tahun terkena tembakan satu peluru di bagian bahu atas. Ia berstatus pelajar Agama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer Tabia, Kampung Pamebut Distrik Yugumuak,” katanya.
Korban lainnya, Gwinus Murib berusia 36 Tahun, tertembak satu peluru di bagian bahu atas, agama Kristen Protestan, anggota jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer Tabia, Kampung Pamebut Distrik Yugumuak.
“Korban berikut yang berhasil didata adalah bapak Kele Kulua, umur 38, kena 1 peluru di bagian kaki, agama Kristen Protestan, Anggota Jemaat (GKII) Gereja Pamebut Kampung Yugumuak Distrik Yugumuak.
Lalu ada Daisina Alom berusia 24 Tahun. terkena satu peluru di bagian paha. Ia, beragama Kristen Protestan Anggota Jemaat (GKII) Gereja Mungalolo, Kampung Mongalolo Distrik Yugumuak.
“Anak dari ibu Daisina Alom bernama Aniton Kulua berusia satu tahun kena peluru di bagian kepala kikis,” katanya.
Telenggen mengatakan, imbas dari kontak senjata antara TNI dan TPNPB, membuat warga dari Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume mengungsi dan mengakibatkan perkampungan dan warga jemaat dari gereja kosong. Mereka terpencar. Ada yang mengungsi ke Distrik Sinak, Agandugume.
“Jemaat dari Distrik Yugumuak, Gereja GKII Wilewak, Gereja GKII Pamebut, Gereja GKII Wobulo, Gereja GKII Wijabubu, Gereja GKII Manggame, Gereja GKII Agengen, Gereja GKII Jerusalem, Gereja GKII Mongalolo, Gereja KINGMI Ebenezer Tabia. Sementara warga jemaat dari Distrik Mageabume yang ikut mengungsi adalah Gereja GKII Winisu, Gereja GKII Nigilome, Gereja GKII Kordus, Gereja GKII Weni mengungsi ke Mulia,” katanya.
Sementara itu Sekretaris Wilayah Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Yotinus Kulua, membenarkan adanya penembakan antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengakibatkan korban nyawa mayoritas warga sipil anggota Jemaat GKII dan Kingmi Papua.
“Saya telah mendapatkan informasi dari ketua daerah GKII di Distrik Yugumoak dan Mageabume, sejak pukul 05.00 pagi, terjadi kontak senjata antara TNI bersama dengan TPNPB di kampung Pamebut, warga karena panik (jadi) kocar kacir, akhirnya terkena peluru dari aparat keamanan” katanya.
Kulua mengatakan, setelah berusaha mengejar TPNPB dan tidak berhasil, kemudian anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) menembak masyarakat yang sedang panik dan melarikan diri, karena ketakutan sehingga korban dari sipil berjatuhan.
“Dua orang sudah di antar ke rumah sakit di Distrik Sinak dalam keadaan darurat ada beberapa rumah yang dibakar termasuk rumah pendeta Murib mereka bakar, karena mereka mencurigai mereka menyembunyikan TPNPB,” katanya.
Reporter Jubi mencoba menghubungi pihak medis di Distrik Sinak Namun hingga saat ini belum mendapatkan konfirmasi dari pihak rumah sakit sinak terkait kondisi warga yang mengalami luka tembak.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, mengatakan telah terjadi penembakan oleh Kelompok Separatis Terroris/ KST (sebutan sepihak pemerintah Indonesia pada TPNPB) wilayah Kab. Puncak, mengakibatkan 1 orang warga sipil dan 1 prajurit Satgas Yonif Raider 303/SSM meninggal dunia.
“Saya membenarkan kejadian tersebut, yaitu gerombolan KST telah menyerang dan menembak Personel Pos Sinak Satgas Yonif Raider 303/SSM bertempat Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak, Kab. Puncak pada Jumat (03/03/2023),” katanya.
Herman Taryaman menjelaskan, kronologi kejadian bermula saat gerombolan KST menembak warga sipil an. TM (perempuan OAP), di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak, Kabupaten Puncak. Kemudian aparat TNI mengevakuasi yang bersangkutan ke Puskesmas Sinak, namun saat evakuasi menuju Puskesmas, tim TNI dihadang dan ditembak oleh KST.
“Aatas Insiden ini mengakibatkan Praka JM tertembak dan akhirnya terjadi kontak tembak. Prajurit Praka JM yang tertembak berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sinak untuk penanganan tim medis. Selanjutnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. Demikian pula warga sipil an. TM yang ditembak KST dinyatakan meninggal dunia. Praka JM akan dievakuasi menuju Timika,” katanya.
Sementara itu, Komando Daerah Perang Sinak, Brigadir Jenderal Kalenak Murib membantah pernyataan TNI yang menyebut TPNPB telah menembak warga sipil . Ia balik menuding pihak yang menembak warga sipil di Sinak justru pasukan TNI.
“Kami membantah pernyataan aparat kolonial Indonesia yang mengatakan TPNPB menembak warga sipil. Kami tidak pernah menembak warga sipil atau membakar rumah warga. Penembakan terhadap warga sipil itu dilakukan prajurit TNI saat mereka mau mengejar kami di Kampung Winisu,” katanya.
Murib mengatakan, aparat keamanan justru menggunakan bom menyerang TPNPB. “Kami sudah mendokumentasikan bukti bukti dan sisa-sisa bom yang ditinggalkan oleh prajurit TNI di Pamebut. Kami akan mengumumkan secara terpisah,” katanya. (*)