Nabire, Jubi – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) Provinsi Papua Tengah bertekad siap menyambut pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) yang pertama tingkat Provinsi Papua Tengah.
Untuk itu, LP3K Papua Tengah menggelar rapat kerja daerah (rakerda) yang pertama di salah satu hotel Nabire selama tiga hari, Jumat, (22/9) hingga Minggu, (24/9/2023).
Menurut Ketua umum LP3K Provinsi Papua Tengah, F.X. Mote, berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional LP3K Nasional tanggal 12 – 14 Mei 2023, maka Daerah Otonomi Baru (DOB) salahsatunya Papua Tengah harus segera berkonsolidasi untuk membentuk pengurus LP3K di Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta mempunyai tanggung jawab untuk ikut sebagai peserta pada Pesparani Nasional III di DKI Jakarta.
“Kami selenggarakan rapat kerja daerah ini untuk pengenalan LP3K Provinsi papua Tengah dan LP3K delapan Kabupaten. Sekaligus membahas pelaksanaan Pesparani I Provinsi Papua Tengah dan juga untuk menyepakati atau memahami nersama juknis lomba, penjurian lomba, dan pendukungnya,” kata F.X Mote kepada Jubi usai Rakerda I, Sabtu, (23/9/2023).
Menurut dia, peserta Rakerda I LP3K Provinsi Papua Tengah masing-massing utusan Keuskupan Timika, ada juga utusan Kementerian Agama Provinsi Papua, pengurus LP3K Provinsi Papua Tengah, utusan LP3K Kabupaten sebanyak dua orang, dan utusan Kepala kantor dan Seksi Bimas Katolik Kementerian Agama Kabupaten sebanyak dua orang.
Rakerda tersebut pihaknya beri tema konsolidasi menyongsong Pesparani I Provinsi Papua Tengah dan Pesparani Nasional III dengan semangat kebersamaan dalam keberagaman.
Dalam situasi di mana pelaksanaan Perparani Nasional III di DKI Jakarta sudah semakin dekat, maka perlu kiranya seluruh proses pembentukan pengurus, maupun persiapan-persiapan untuk keikutsertaan dalam Peparani nasional III harus diupayakan dalam waktu yang singkat.
“Maka untuk suksesnya keikutsertaan LP3K Provinsi Papua Tengah harus dibarengi dengan langkah-langkah cepat, antara lain pembentukan pengurus, rapat kerja, penyelenggaraan Pesparani I Provinsi Papua Tengah, serta keikutsertaan dalam Pesparani Nasional III di DKI Jakarta,” ucapnya.
Ia menambahkan, jika dihitung waktu mulai dari informasi kegiatan persiapan dan kesiapan pengurus serta persiapan peserta, maka dirasa sangat mustahil untuk memenuhi kriteria dan cita-cita yang diharapkan. Tapi dengan semangat iman, dan kebersaamaan maka yang mustahil itu dapat terlampaui dan hasilnya akan selalu baik.
“Berangkat dari situasi tersebut serta adanya semangat dimana gereja sedang merayakan sinode para Uskup, maka gerak sinodalitas yang menampilkan tiga aspek yaitu Persekutuan (komunio), keterlibatan (partisipasi), dan perutusan (misi) menjadi pemicu semangat dalam penghayatan kita sebagai umat katolik seperti yang disampaikan Bapa Paus Fransiskus yaitu arah gereja yang berfokus pada perutusan, pewartaan dan geraakan misioner dengan semangat kerendahan hat dan kasih Allah,” kata Mote. (*)