Jayapura, Jubi – Pelaksana Harian atau Plh Gubernur Papua Ridwan Rumasukun mengatakan Indek Pembangunan Manusia Papua pada tahun 2022 kembali meningkat menjadi 61,39. Dengan peningkatan itu, Indeks Pembangunan Manusia atau IPM Papua tumbuh 1,27 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 60,62.
“Pertumbuhan IPM 2022 jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Itu menggambarkan pelaksanaan pembangunan yang berpusat kepada manusia atau people center development semakin terlihat hasilnya,” kata Rumasukun dalam pidatonya saat rapat bersama para anggota DPR Papua di Kota Jayapura, Selasa (25/7/2023).
Menurut Rumasukun, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua sejalan dengan IPM Indonesia yang juga membaik. Perbaikan IPM itu seiring dengan penanganan pandemi Covid-19 yang berjalan baik dan kinerja perkeonomian yang terus meningkat.
“IPM Papua 2010 sebesar 54,45 menjadi 61,39 di 2022. Bahkan sejak 2018, IPM Papua meningkat dari level “rendah” menjadi level “sedang”. Artinya, selama periode 2010 – 2022, IPM Provinsi Papua rata-rata tumbuh sebesar 1 persen per tahun,” ujarnya.
Rumasukun menjelas jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua pada Maret 2023 mencapai 915,15 ribu orang. Jika dibandingkan data Maret 2022, jumlah penduduk miskin Papua menurun sebanyak 6,97 ribu orang. “Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 26,03 persen, turun 0,53 persen poin terhadap Maret 2022,” katanya.
Menurutnya, perekonomian di Papua juga tumbah pasca berlalunya pandemi Covid-19. Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2022 dibanding triwulan III-2021 (Year on Year) mengalami pertumbuhan sebesar 5,78 persen. “Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 22,95 persen,” ujarnya.
Untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua, pada Agustus 2022 sebesar 2,83 persen, turun dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai 3,33 persen. “TPT di perkotaan [7,03 persen], jauh lebih tinggi dari TPT di daerah perdesaan [yang mencapai 1,43 persen]. Itu menandakan pertumbuhan ekonomi di Papua mampu membuka lapangan kerja,” katanya. (*)