Timika, Jubi – Massa demonstrasi Forum Independen Mahasiswa West Papua atau FIM-WP memperingati Hari Pendidikan Nasional di gapura kampus Universitas Cenderawasih, Waena, Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Selasa (2/5/2023) dibubarkan polisi sebelum sempat berunjuk rasa. Sejumlah mahasiswa mengaku dipukul polisi dalam pembubaran itu, namun tidak ada mahasiswa yang ditahan.
Sekretaris Jenderal FIM-WP, Kristian Kobak menuturkan massa aksinya dibubarkan sebelum sempat berunjuk rasa. Ia menyatakan massa aksi itu baru bergerak dari titik kumpul di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih (Uncen) menuju gapura kampus di Waena pada pukul 09.00 WP.
Menurut Kobak, rencananya massa aksi akan berdemonstrasi meminta pemerintah mengawasi biaya pendidikan perguruan tinggi di Tanah Papua. Menurutnya, perguruan tinggi yang ada di Tanah Papua terkesan mementingkan keuntungan ketimbang kualitas pendidikan.
Akan tetapi, setibanya di gapura Uncen, massa FIM-WP itu berhadapan dengan barisan polisi dan mobil water cannon. Kobak menyatakan pihaknya belum sempat bernegosiasi dan berorasi, karena massanya langsung dibubarkan polisi.
“Tidak orasi, dong langsung bubarkan. Begitu massa aksi tiba, langsung di pukul mundur,” kata Kobak kepada Jubi melalui layanan pesan WhatsApp pada Selasa malam.
Kobak menyatakan polisi memukul dan mengejar massa FIM-WP hingga ke dalam kampus Uncen, dan merampas spanduk maupun pamflet massa aksi. Menurutnya, ada tujuh peserta aksi terluka karena sabetan rotan dan popor senjata.
Ketujuh orang itu adalah Yanggal Amohoso (kepala berdarah, diduga terkena sabetan rotan), Frengky Kabak (punggung memar karena pukulan), Latiek Bahabol (tangan kiri memar karena pukulan), Fenias Yeimo (bagian belakang kepala terkena pukulan), Varra Iyaba (lengan kiri memar karena pukulan), Erek Bunay (paha memar karena terkena pukulan), dan Habel Fou (tangan kanan memar karena terkena popor senjata).
Massa akhirnya membubarkan diri. Tidak ada mahasiswa yang ditangkap dalam pembubaran massa aksi FIM-WP itu. (*)